Jakarta -
Takjil menjadi menu buka puasa nan umum bagi umat muslim Indonesia. Bunda sekarang sudah tak perlu repot lagi membikin takjil lantaran sudah banyak nan menjualnya di pinggir jalan.
Sayangnya, tak semua takjil teruji keamanannya, Bunda. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) tetap menemukan takjil-takjil nan mengandung unsur rawan selama pengawasan nan dilakukan di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Setidaknya dari 9.262 sampel takjil nan diuji oleh BPOM, ditemukan 1,10 persen di antaranya mengandung bahan berbahaya. Beberapa kandungan rawan ini seperti formalin hingga boraks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelanggaran nan ditemukan itu tetap ada takjil nan menggunakan bahan seperti formalin, boraks, hingga rhodamin. Ini menurun dari tahun sebelumnya sekitar 1,17 persen," kata Plt Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalusia, Senin (1/4/24).
Nah, dari pengawasan ini, pihak BPOM menemukan 48,04 pesen pelanggar menggunakan bahan formalin, silam 25,49 menggunakan rhodamin B. Sedangkan, pelanggar nan menggunakan boraks ada 27,45 persen dan 0,98 persennya menggunakan bahan kuning metanil.
Bahan rawan formalin kerap ditemukan pada produk mi dan tahu, sementara rhodamin B pada cendol dan mutiara, boraks pada cilok dan otak-otak, dan kuning metanil pada tahu orange.
Menurut Rizka, zat-zat nan ditemukan tersebut dapat membahayakan kesehatan, Bunda. Selain bisa menimbulkan indikasi ringan, zat-zat tersebut juga dapat memicu kanker.
"Bahayanya macam-macam, mulai dari ringan hingga berat. Misalnya pengaruh beratnya itu berbudi pekerti karsinogen ya jadi dapat menyebabkan kanker. Kalau ringannya mungkin mual, muntah, dan pusing," ujar Rizka.
Rizka menambahkan, jika takjil mengandung bahan rawan itu dikonsumsi terus menerus walaupun dalam jumlah nan kecil, unsur tersebut bisa meninggalkan pengaruh jangka panjang untuk tubuh. Perlu diketahui ya, setiap bahan rawan di makanan ini mempunyai kegunaan dalam 'mempercantik' makanan.
Sebenarnya, Bunda dapat mengenali makanan nan terbuat dari zat-zat rawan tersebut. Hal ini diungkapkan Plt Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI Ema Setyawati dalam kesempatan nan sama. Menurutnya, ada beberapa ciri-ciri takjil rawan nan mungkin bisa ditemukan.
Apa saja cirinya ya, Bunda?
TERUSKAN MEMBACA DI SINI.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)