Penyebab Ibu Hamil Keluar Darah seperti Haid dan Risikonya untuk Janin

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

Jakarta -

Pendarahan saat kehamilan, terutama pada trimester pertama, bisa membikin ibu mengandung khawatir.  Apalagi jika darah nan keluar seperti haid. Ketahui penyebab ibu mengandung keluar darah seperti menstruasi dan risikonya untuk janin.

Sebenarnya, pendarahan selama kehamilan relatif umum terjadi. Sebanyak satu dari tiga orang bakal mengalami pendarahan selama tiga bulan pertama kehamilan. Pendarahan mini umumnya tidak serius, terutama jika tidak disertai rasa sakit.

Renita White, MD, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi mengatakan bahwa jika ibu mengandung mengalami pendarahan luar biasa dan pendarahan nan menyakitkan kemungkinan menjadi tanda ada masalah serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Oleh lantaran itu, setiap pendarahan selama kehamilan kudu dievaluasi oleh mahir kesehatan Anda," kata White dikutip dari Very Well Health.

Normalkah keluar darah seperti haid?

Pendarahan nan ibu mengandung alami bisa berupa bercak cokelat, hingga pendarahan merah terang. Ini dapat melangkah berhari-hari hingga minggu. Saat pendarahan dapat disertai kram ringan namalain sakit punggung bagian bawah. 

Pendarahan tersebut seringkali berhujung dengan sendirinya dan kehamilan bersambung secara normal.

Lantas, jika darah keluar seperti haid, normalkah? Laman Cleveland Clinic menuliskan, perdarahan nan menyerupai menstruasi biasanya bukan merupakan indikasi kehamilan. Pendarahan menstruasi merupakan aliran darah nan stabil nan melangkah beberapa hari.

Apabila Bunda mengalami sesuatu nan lebih dari sekedar pendarahan ringan (bercak) namalain pendarahan melangkah lebih dari 24 jam, Bunda kudu segera menghubungi dokter. Pendarahan tidak selalu menjadi pertanda ada sesuatu nan tidak beres, namun pendarahan luar biasa namalain pendarahan nan disertai rasa sakit mungkin mengindikasikan adanya komplikasi.

Penyebab keluar darah pada ibu hamil

Dikutip dari March of Dimes, bercak namalain pendarahan di awal kehamilan adalah perihal nan normal. Ada sejumlah argumen kenapa ibu mengandung mengalami pendarahan selama trimester pertama. Mendiagnosis perdarahan trimester pertama biasanya memerlukan pemeriksaan fisik, tes darah, dan/atau tes jangkitan menular seksual (IMS).

"Tes darah berulang dapat digunakan untuk memantau perubahan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) nan terjadi selama kehamilan untuk menentukan apakah kehamilan tersebut mungkin dapat bertahan. Hormon progesteron dan aspek Rh (faktor Rhesus, protein pada permukaan sel darah merah nan memberi kita golongan darah positif namalain negatif) juga dapat dievaluasi selama trimester pertama," ujar White.

Berikut beberapa perihal nan dapat menyebabkan pendarahan pada ibu hamil:

  1. Berhubungan seks.
  2. Infeksi menular seksual dan kondisi menular lainnya dapat menyebabkan masalah selama kehamilan, termasuk pendarahan. Mendiagnosis jangkitan mungkin memerlukan kombinasi pemeriksaan fisik, usap vagina, usap serviks, tes urine, dan tes darah.
  3. Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur nan telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Ini biasanya terjadi sekitar satu hingga dua minggu setelah pembuahan, sekitar 20–24 hari setelah siklus menstruasi.
  4. Perubahan hormon. Hormon adalah bahan kimia nan dibuat oleh tubuh.
  5. Perubahan pada serviks. Leher rahim terbuka ke rahim nan duduk di bagian atas vagina.
  6. Beberapa jenis tes selama kehamilan seperti amniosentesis namalain chorionic villus sampling (CVS). Ini adalah tes nan dilakukan untuk memeriksa kelainan genetik pada bayi. Kelainan genetik adalah perubahan gen nan diturunkan ke bayi dari ibu namalain ayah. Perubahan genetik ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi.
  7. Masalah nan berangkaian dengan merokok. Jika ibu mengandung merokok, sebaiknya berhujung sebelum mengandung namalain segera berhujung setelah mengetahui bahwa sedang hamil.

Namun terkadang perdarahan namalain flek pada trimester pertama merupakan tanda adanya masalah serius, seperti:

  1. Keguguran. Hampir semua ibu mengandung nan mengalami keguguran mengalami pendarahan namalain bercak sebelum keguguran.
  2. Kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur nan telah dibuahi menempel di tuba fallopi namalain tempat lain selain rahim. Kehamilan ektopik dapat menyebabkan komplikasi nan parah, termasuk kematian.
  3. Kehamilan mola. Ini adalah saat massa jaringan terbentuk di dalam rahim, bukan bayi. Hamil anggur jarang terjadi.

Faktor akibat pendarahan saat hamil

Penyebab perdarahan saat mengandung nan berbeda-beda mempunyai aspek akibat nan berbeda juga, Bunda. Berikut aspek akibat umum nan meliputi:

  1. Usia orang mengandung nan lebih tua.
  2. Operasi rahim sebelumnya, termasuk operasi caesar.
  3. Tingginya jumlah kehamilan sebelumnya (paritas).
  4. Kebiasaan merokok.
  5. Memiliki tekanan darah tinggi.
  6. Riwayat penyakit menular seksual.
  7. Kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes.

Untuk itu, krusial bagi Bunda menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan. Salah satunya termasuk melakukan perawatan prenatal secara teratur. Memulai perawatan prenatal sejak awal bakal membantu master menangani masalah apa pun nan dapat membahayakan kehamilan Bunda.

Pendarahan berisiko ke janin?

Lesley Regan, Profesor Obstetri dan Ginekologi, dalam Your Pregnancy Week by Week, mengaku memahami sungguh mengkhawatirkan jika mengalami perdarahan saat mengandung muda. Namun, dalam kebanyakan kasus, masalah pendarahan itu mereda dan bukan lantaran ada masalah serius.

"Sebagai tindakan keamanan, Anda mungkin ditawari pemindaian ultrasonografi (USG) dini, di mana selama itu dimungkinkan untuk mengidentifikasi kantung kehamilan di rongga rahim nan berkembang menjadi kutub janin dan kantung kuning telur. Ini bakal sangat meyakinkan," kata Regan. 

Bahayakan pendarahan ke janin? Dilansir National Library of Medicine, pendarahan pada kehamilan dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bayi mini untuk usia kehamilan. Namun, perdarahan tidak selalu berfaedah kondisi janin buruk.

Bercak namalain pendarahan ringan, terutama nan tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya melangkah satu namalain dua hari, tidak meningkatkan akibat keguguran.

Menurut ulasan di American Academy of Family Physicians, nyaris 1 dari 4 orang mengandung bakal mengalami perdarahan di trimester pertama dan hanya sekitar separuh dari kasus tersebut nan berhujung pada keguguran.

Itulah Bunda, penjelasan tentang penyebab ibu mengandung keluar darah seperti menstruasi dan risikonya untuk janin. Semoga informasinya membantu ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
Sumber Info Kesehatan Kincaimedia
Info Kesehatan Kincaimedia