Pengendalian Mutu di Laboratorium Kesehatan

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Dengan melaksananakan kendali mutu dapat membikin kualitas pelayanan laboratorium menjadi lebih baik. Dengan menjaga kualitas pelayanan, laboratorium dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh konsumen ketika mau menggunakan jasa dari laboratorium. Pengguna jasa laboratorium klinik, kadangkala mempertimbangkan untuk dapat memilih laboratorium nan selain bekerja sigap dan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Maka dari itu, sangat krusial untuk melaksanakan kendali mutu pada laboratorium kesehatan untuk membuktikan bahwa laboratorium sanggup memberikan info hasil uji nan jeli dan dapat dipercaya.

Pengendalian mutu di laboratorium kesehatan bermaksud untuk mendeteksi dan mengurangi titik kesalahan dalam proses kajian laboratorium sebelum melaporkan hasilnya kepada pasien. Terdapat beberapa kemungkinan dimana terdapat proses nan bisa menjadi sumber error nan berakibat pada kualitas hasil laboratorium klinik. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik.

Tahap Pengendalian Mutu Pra Analitik

Sebelum melakukan pemeriksaan sampel pasien terdapat rentetan aktivitas nan perlu dilakukan, diantaranya adalah:

  1. Persiapan sampel
  2. Pemberian identitas sampel
  3. Pengambilan dan penampungan sampel
  4. Penanganan sampel
  5. Pengiriman sampel
  6. Pengolahan dan penyiapan sampel

Dari proses diatas, ada beberapa perihal nan bisa menjadi sumber kesalahan. Kesalahannya adalah sebagai berikut:

Kesalahan Menulis Informasi Pasien

Petugas dapat saja melakukan kesalahan saat menuliskan info pasien. Informasi pasien nan dimaksud seperti nama, jenis kelamin, usia, bangsal, pengaruh olahraga, pengaruh pola makan, riwayat medis, kehamilan, pengaruh obat-obatan dan alkohol dll. Kesalahan ini nantinya bakal mempengaruhi nilai hasil kajian laboratorium.

Tidak Mengambil Sampel dengan Jumlah nan Sesuai

Jumlah sampel nan tidak mencukupi tidak dapat diproses lebih lanjut. Karena jumlah sampel tidak sesuai seperti nan diminta oleh dokter.

Tidak Menyimpan Sampel dengan Benar

Penyimpanan sampel nan tidak tepat dapat menyebabkan hemolisis sampel sebelum mencapai laboratorium untuk dianalisis. Sampel nan terlalu hemolisis bakal ditolak lantaran pecahnya sel darah menyebabkan pelepasan intraseluler tertentu bahan kimia dan enzim nan bakal menyebabkan peningkatan kadar kalium, fosfat dan transaminase.

Baca Juga : Manajemen Laboratorium Rumah Sakit

Pengendalian mutu pada tahap pra analitik bermaksud untuk memastikan bahwa sampel nan diterima betul serta dari pasien nan betul pula dan sesuai dengan syarat nan telah ditentukan. Kesalahan nan terjadi pada tahap pra analitik adalah nan terbesar, ialah dapat mencapai 60% - 70%. Mempersiapkan pasien sebelum melakukan pengambilan sampel adalah langkah nan krusial. Sampel nan tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak untuk dilakukan pengulangan pengambilan sampel agar tidak merugikan laboratorium.

Tahap Pengendalian Mutu Analitik

Tahap pengendalian mutu analitik dimulai dari saat mempersiapkan sampel pasien untuk dilakukan kajian hingga terbitnya hasil tes sampel. Kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

  1. Persiapan pasien
  2. Pemberian identitas sampel
  3. Pengambilan dan penampungan sampel
  4. Penanganan sampel
  5. Pengiriman sampel
  6. Pengolahan dan penyiapan sampel

Potensi kesalahan nan mungkin terjadi pada tahap analitik meliputi pengukuran sampel, pre-treatment sampel, pengukuran volume reagen, pencampuran sampel dan reagen, inkubasi, waktu reaksi, dan perhitungan. Kesalahan-kesalahan diatas dapat mempengaruhi kualitas hasil tes nan diperoleh menjadi kurang valid. Namun, rangkaian aktivitas pada tahap analitik ini lebih mudah dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik. Hal tersebut lantaran semua kegiatannya berada dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada hubungannya dengan pasien, nan sudah diluar kendali kita.

Maka dari itu, kualitas laboratorium kudu dipertahankan dengan melakukan kontrol kualitas internal (IQC) setiap hari. Kemudian, berperan-serta dalam penilaian kualitas eksternal (EQA). Selain itu juga, laboratorium perlu mebuat patokan unik untuk menerima dan menolak proses analitis.

Tahap Pengendalian Mutu Pasca Analitik

Setelah melakukan tahap analitik. Maka tahap pengendalian mutu selanjutnya adalah pasca analitik nan meliputi :

  1. Penulisan hasil
  2. Interpretasi hasil
  3. Pelaporan hasil

Tingkat kesalahan pada pasca analitik tidak sebesar jika dibandingkan dengan tahap pra analitik. Tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun begitu, kesalahan mini sekalipun pada laboratorium bakal berakibat besar pada hasil diagnosa pasien. Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan pasien dapat membikin klinisi salah memberikan pemeriksaan terhadap pasiennya. Kesalahan dalam menginterpretasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat rawan bagi pasien.

Pengendalian Mutu dengan Software Laboratorium

Laboratorium kesehatan dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan tingkat ketelitian nan sangat tinggi. Karena, kesalahan sekecil apapun bakal berakibat pada hasil diagnosa nan didapatkan. Maka dari itu, perlu support software nan dapat memudahkan petugas selama melakukan proses analisa sampel hingga penyampaian hasil ke pasien.

Sebagai solusinya, Trustmedis mempunyai produk Trustmedis Lab nan didalamnya terdapat fitur integrasi dengan LIS (Laboratory Information System) nan dapat menarik info hasil analisa langsung ke sistem tanpa perlu input manual. Tidak hanya itu, hasil analisa nan didapat dari perangkat dapat juga untuk mengeluarkan interpretasi nan di dapat dari pemeriksaan lab. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

hasil penarikan sampel Software Laboratorium Trustmedis

Tidak berakhir sampai disitu, hasil pemeriksaan lab beserta interpretasinya dapat dikirimkan langsung ke email pasien. Sehingga, setelah pasien dilakukan pengambilan sampel, pasien dapat langsung pulang. Ini tidak hanya mempermudah pekerjaan petugas lab, tetapi juga memudahkan pasien.

References :

Kaur, V. Pawan K. K., dan Himanshu M. 2018. Quality Control in Clinical Laboratory. Journal of Advances in Biochemistry & Applications in Medicine.

Siregar, T. M. et al.. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik : Kendali Mutu. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

KLIK LINK DIBAWAH UNTUK MENDAPATKAN AKSES COBA GRATIS APLIKASI KAMI SELAMA 14 HARI

Selengkapnya
Sumber Solusi Kesehatan trustmedis
Solusi Kesehatan trustmedis