Nizar Qabbani Sang Diplomat, Penyair Romantis

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

– Belakangan hari ini, ketika saya mendengarkan lagu lirik “Abadi” nan dibawakan oleh Dendi Nata, ditemani sebatang rokok dan segelas kopi di warung kopi, mengingatkanku suatu penyair nan mempunyai nuansa romantis. Siapa lagi jika bukan Nizar Qabbani. Hatiku tergugah, tanpa sengaja mau membacakan salah satu puisi dari beliau.

Sambil membaca puisi tersebut, saya seolah diarahkan pada taman berbunga- kembang dimana berbareng pujaan hati. Langit nya mulai berwarna- warni seperti pelangi. Puisi nan saya kagumi adalah “Asyhadu An Lâ Imraata Illâ Anti: Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau”,puisi nan bakal membawa kita jauh lebih dalam mengerti tentang cinta dan wanita.

Tetapi di sisi lain, puisi Nizar Qabbani juga banyak merepresentasikan, hal- perihal nan magis- romantis, titel puisi di atas juga mencerminkan, sosok Tuhan nan adikodrati, yang feminim, mempunyai kasih sayang, dan rahmat bagi seluruh mahkluk. Seperti wanita dia terlalu spesial dengan segala nan dia miliki, dia penyambung dan penuntun hidup seseorang. Lihatlah ibu kita.

Sebenarnya tujuan puisi tersebut untuk ibunya nan kedua alias istrinya, bukan lantaran cinta tapi lantaran asmara nan dihadirkan semesta kepada keduanya. Dimana istrinya selalu menemani beliau, kala ketika titik terendah alias sedang jaya- jayanya. Berikut adalah puisinya,

Aku bersaksi tiada perempuan

Yang begitu piawai dalam permainan, selain engkau

Yang nyaman bakal kedunguanku

- Advertisement -Allo Fresh

Selama sepuluh tahun, seperti betahnya engkau

Yang sabar bakal kegilaanku seperti sabarnya engkau

Yang memotong kuku-kukuku

Yang marapikan buku-bukuku

Yang mengirimku ke taman kanak-kanak

Selain engkau

Aku bersaksi tiada perempuan

Yang meyerupaiku seperti lukisan 

minyak..

Dalam pikiran dan tindakan, selain 

engkau..

Dalam kewarasan dan kegilaan, selain 

engkau..

Dalam lekasnya bosan..

Dan akasnya pertautan

Selain engkau..

Aku bersaksi tiada perempuan 

Yang bisa menyita perhatianku..

Separuh dari apa nan telah kau rampas..

Yang bisa menjajah hidupku seperti 

yang kau lakukan..

Dan membebaskanku seperti nan kau 

lakukan..

(Hayati: 2022)

Sebenarnya tetap ada bait lagi sampai bait ke sebelas. Dan itu adalah gambaran bait satu sampai tiga. Sangat romantis, puisinya, menggugah hati nan sedang di mabuk cinta. Nizar lahir pada 21 Maret 1923 dari family pedagang kelas menengah. Kakeknya, Abu-Khalil, adalah seorang penyair, komposer dan tokoh teater. Jadi, menurut Z. Gabay dalam Nizar Qabbani, “The Poet and His Poetry“, bumi nan menyambut Nizar dan orang pertama nan dikenalnya adalah bumi nan dikelilingi suasana atmosfer artistik. (Anugerah: 2017)

Generasi Arab menghormati Qabbani lantaran puisinya nan sensual dan romantis. Karyanya tercermin tidak hanya dalam dua puluh puisinya dan secara teratur, juga termasukkontribusi ke surat berita berkata Arab “Al Hayat”, tapi kata-katanya menyanyi Penyanyi Lebanon dan Suriah nan membantu mempopulerkan karyanya.

Qabbani adalah seorang nasionalis Arab nan aktif, dan dalam beberapa tahun terakhir puisi dan tulisannya nan lain, termasuk esai dan jurnalisme, menjadi lebih politis. Tulisannya juga kerap memadukan romansa dan keputusasaan politik. (Qabbani: 2004)

Maklum juga pergulatan politik telah dia alami beberapa pengabdianya sebagai diplomat. Tetapi itu tidak mengurangi produktivitas dan jiwa maknanya sebagai Diwanul Arab (Orang arab nan mengoleksi syair). Dibuktikan juga ketika dia tetap pelajar, dia menulis kumpulan puisi buatannya nan berjudul The Brunette Told Me. Puisi cinta dari situasi sosial ini dipandang berbeda oleh orang Suriah muda dan tua.

Tetapi beberapa puisi beliau ada nan di terjemahkan sedikit ngawur, bahwasanya puisi arab condong agak sulit, butuh skill nan mendalam membedah style bahasa, makna, framing tulisan. Jika di pondok pesantren pengetahuan nahwu shorof nan mempelajari bahasa arab, butuh waktu nan lama. Apa lagi menerjemahkan puisi arab.

Selain itu skill beliau juga bisa menggabungkan emosi individual dengan keadaan umum, tercermin salah satu puisinya lagi ialah “When I Love You“, dimana kita diajak berbincang tentang cinta diantara kekacauan akibat perang dan keegoisan penguasa. Kemudian nan buat saya menarik adalah dari kitab Letter form Under The Sea, ada quotes nan sangat epik dan menarik dari penggalan puisinya, dia mengatakan,

“Kalau saya tahu cinta itu berbahaya, saya tidak bakal mencinta. Kalau saya tahu laut itu dalam, saya tidak bakal melaut. Kalau saya tahu akhir semua kisah, takkan mungkin saya mulai merajutnya.”- Nizar Qabbani.

Begitulah kisah, kasih, kata- kata nan unik dari seorang diplomat romantis, kata- katanya selalu menyentuh hati nan lembut, tetapi mau memberontak pada dunia. Nizar Qabbani meninggal di London lantaran serangan jantung pada usia 75 tahun.

Sampai akhir hidupnya dia tetap berkarya, menurutnya menulis adalah keterlibatan seni. Kata nan dirangkai dengan sensual bakal kekal dibaca sepanjang waktu, maka berkaryalah, selama umur tetap ada, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

Anugerah Dea. 2017. “Puisi-puisi Nizar Qabbani dan Terjemahannya nan Meragukan“, Tirto.id: https://amp.tirto.id/puisi-puisi-nizar-qabbani-dan-terjemahannya-yang-meragukan-cqkZ

Qabbani Nizar. 2004. “Nizar Qabbani- poems”, Poemhunter.com – The World’s Poetry ArchiveHayati, Syafaah. 2022. “Sosok Perempuan Dalam Puisi “Asyhadu An Lâ Imra’an Illâ Anti” Karya Nizar Qabbani (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)”, Tsaqofiya : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, Vol. 4 No. 1, hlm 56- 61.

Selengkapnya
Sumber Info Seputar Islam bincangsyariah
Info Seputar Islam bincangsyariah