Janji Politik Sama Dengan Hutang yang Harus Dibayar

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Opini, BANGBARA.COM - Janji. Banyak macam janji. Ada janji palsu, ialah janji nan tidak ditepati sejenis janji gombal. Hanya janji tinggal janji misalnya dalam urusan percintaan anak Adam – Hawa.

Dalam bumi politik pun sama ada nan namanya janji. Janji itu, disebut janji politik. nan namanya janji politik biasanya tumbuh menjelang Pilpres, Pileg, Pilkada/Pilbup. Pada saat-saat seperti itu, bisa disebut pula musim janji politik.

Dalam menjelang pemilihan kepala wilayah Gubernur, Bupati, Walikota, serentak tanggal 27 November 2024, boleh jadi, merupakan musim tahun banyaknya obral janji politik dari para calon gubernur, bupati, alias walikota.

Baca Juga: Bupati Cianjur Meminta SKPD Hingga Kepala Desa Menunaikan ZIS Melalui Baznas, Ini Alasannya

Biasanya pada masa-masa kampanye, mereka mengobral janji, tiada lain agar dipilih oleh rakyat, sehingga kemauan jadi pemimpin, jadi gubernur, jadi bupati, jadi walikota dapat terwujud.

Berbagai janji pun diobral untuk menarik simpati, sehingga ketika pemilih berada di bilik bilik pemungutan bunyi menjatuhkan pilihan terhadapnya.

Janji politik itu, memang enak-enak dilontarkan, dan enak-enak didengar, seperti janji, jika terpilih bakal mensejahterakan rakyat, bakal membangun ini dan itu.

Baca Juga: Gerakan Pangan Murah Secara Nasional, Masyarakat Bandung Barat Akui Terbantu saat Harga Sembako Meroket, Ini Dia Daftar Harganya

Masyarakat pun banyak nan terbius, disamping banyak juga nan sudah tidak percaya lagi terhadap janji-janji calon pemimpin.

Dari mulai calon gubernur, calon bupati, dan calon walikota, kilas kembali pada pilkada pilgub. pilbup, alias pilwalkot sebelumnya, lantaran setelah jadi tidak menepati janji-janjinya.

Biasanya, ketika mereka sudah terpilih menjadi kepala daerah, alias menjadi personil legislatif dan menjadi presiden, seringkali lupa terhadap janji-janji nan telah diucapkannya dihadapan masyarakat pada saat melakukan kampanye. Mereka enak-enak , sibuk dengan dunianya sendiri dalam pusaran kekuasaannya.

Baca Juga: Perumdam Tirta Mukti Pemkab Cianjur Gratiskan Pemasangan 5000 Sambungan Air Gratis

Tidaklah heran, ketika janji itu, ditagih alias dipertanyakan, dijawab enteng dengan mimik wajah tanpa dosa namalain watados, “Ah, itukan janji politik,”.

Dia berkelit dengan pembenarannya sendiri, bahwa nan namanya janji politik bisa diingkari, bisa tidak ditepati alias bisa diabaikan begitu saja.

Padahal nan namanya janji adalah hutang nan kudu dibayar. Apalagi janji politik, merupakan janji kepada publik alias janji kepada banyak orang nan kudu ditepati, tidak ada argumen untuk diingkari. Janji adalah hutang nan kudu dibayar.

Selengkapnya
Sumber Informasi Berita Bangbara
Informasi Berita Bangbara