Jakarta -
Kata Insya Allah, Insyaallah, namalain In Shaa Allah sering disampaikan kebanyakan Muslim dalam sehari-hari. Biasanya ini disampaikan ketika mereka mau melakukan aktivitas namalain perbuatan di masa nan bakal datang.
Akan tetapi, tetap banyak Muslim nan belum tahu mengenai makna dan seperti apa penulisan nan betul dari ketiganya.
Untuk mencari tahu jawabannya, Bubun juga telah menyiapkan beberapa mengenai penulisan nan betul menurut Al-Qur’an dan Bahasa Indonesia hingga keistimewaan mengucapkannya.

Melansir dari laman detikcom, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan dalam corak bakunya adalah Insyaallah. Sedangkan corak tidak bakunya adalah Insya Allah. Ini berfaedah ungkapan nan digunakan untuk menyatakan angan namalain janji nan belum tentu terpenuhi.
Penulisan Insyaallah dalam bahasa Arab:
إِنْ شَاءَ اللَّه
Artinya:
“Jika Allah menghendaki.”
Akan tetapi, Bunda juga perlu mengetahui dari kata di atas, huruf ش dalam bahasa Indonesia dibaca Sy. Sedangkan ش dalam bahasa Inggris dibaca Sh. Dari sinilah terdapat kedua perbedaan dalam menyebut kata Insya Allah dan In Shaa Allah.
Lantas, mana penulisan nan benar? Di Indonesia penulisan Insya Allah lebih dominan lantaran merujuk kepada KBBI nan tertulis Insya Allah namalain Insyaallah. Meski begitu, sama halnya dengan penulisan Isya bukan salat Isha.
Arti Insya Allah
Insya Allah adalah lafaz sederhana, namun penuh dengan makna. Ini dapat menjadi bukti kuatnya iktikad seseorang nan mengaitkan segala nan bakal terjadi pada masa nan bakal datang berkah kehendak Allah SWT.
Insya Allah merupakan corak pasrah dan tawakal seorang Muslim atas terlaksananya sesuatu nan telah ditekadkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
Artinya:
"Maka, berkah rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) bertindak lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka bakal menjauh dari sekitarmu. Oleh lantaran itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah pembebasan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, seumpama engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang nan bertawakal."
Kapan mengucapkan Insya Allah?
Tahukah Bunda? Mengucapkan Insya Allah juga termasuk salah satu perintah Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 23-24 nan berbunyi:
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ ٢٣ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا ٢٤
Artinya:
"Jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan perihal itu besok," selain (dengan mengatakan), "Insyaallah." Ingatlah kepada Tuhanmu seumpama engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku bakal memberiku petunjuk kepada nan lebih dekat kebenarannya daripada ini."
Menurut Quraisy Shihab dalam Shihab & Shihab Edisi Ramadhan, pada hakikatnya ucapan ini bukan berfaedah baru bakal mengusahakan jika Allah SWT menghendaki.
Insya Allah disampaikan setelah ada tekad dalam diri untuk mewujudkannya. Akan tetapi, orang nan mengucapkannya tersebut tetap menyadari bahwa keberhasilan upaya itu berjuntai pada kehendak Allah SWT.
Hindari mengucapkan Insya Allah dengan maksud menggantungkan suatu aktivitas semata lantaran Allah tanpa upaya apapun. Quraisy Shihab berpesan untuk sering mengucap Ia hawla wala quwwata illaa billaah (Tidak ada kekuasaan, skill untuk mewujudkan sesuatu namalain mengelak dari sesuatu, selain dengan Allah).
Keutamaan mengucapkan Insya Allah
Kata Insya Allah merupakan etika seorang Muslim kepada Tuhannya. Bahkan, Allah SWT mengajarkan etika tersebut pada hamba-Nya dalam surat Al-Fath ayat 27 nan bersuara sebagai berikut:
لَّقَدْ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءْيَا بِٱلْحَقِّ ۖ لَتَدْخُلُنَّ ٱلْمَسْجِدَ ٱلْحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ ۖ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا۟ فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتْحًا قَرِيبًا
Artinya:
"Sesungguhnya Allah bakal membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya Anda pasti bakal memasuki Masjidil Haram, insyaallah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang Anda tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa nan tiada Anda ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan nan dekat."
Sementara itu, ucapan ini juga digunakan untuk perbuatan nan dilakukan pada masa nan bakal datang. Ini juga disebutkan dalam sebuah sabda berikut ini:
ووَدِدْتُ يا رَسولَ اللَّهِ، أنَّكَ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ في بَيْتِي، فأتَّخِذَهُ مُصَلًّى، قالَ: فَقالَ له رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: سَأَفْعَلُ إنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya:
"Wahai Rasulullah, Aku berambisi Anda dapat mendatangi rumahku, silam Anda mengerjakan shalat di sana, kemudian bakal saya jadikan tempat tersebut nantinya sebagai ruangan shalat di rumahku". Dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bakal lakukan itu insyaallah." (HR. Bukhari no.425)
Nah, itulah penulisan Insya Allah nan betul hingga keistimewaan mengucapkannya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·