Menengok Eksistensi Jalur Rempah di Jawa Tengah Melalui Tinggalan Pelabuhan Kuno

Sedang Trending 3 tahun yang lalu

Jawa Tengah, menjadi salah satu wilayah nan dilewati oleh jalur rempah. Hal ini mengakibatkan beberapa wilayah di pesisir Jawa Tengah seperti Semarang, Pati, Kudus, Rembang, dan Jepara ramai sebagai tempat aktivitas perdagangan di masa lalu. Adanya aktivitas perdagangan ini turut pula membawa pertukaran berupa rempah-rempah, keramik porselin, kepercayaan, dan akulturasi kebudayaan nan dapat kita lihat di masa kini.

Pelabuhan menjadi salah satu bukti eksistensi jalur rempah, terutama di Jawa Tengah. Selain itu, Pelabuhan juga dapat dikatakan sebagai pintu gerbang masuknya sebuah wilayah lantaran di era dulu belum berkembang pesat moda transportasi jarak jauh melalui udara ataupun darat. Hal ini menjadikan Pelabuhan sebagai penghubung antar wilayah, baik domestik maupun luar nusantara. Melalui Pelabuhan, kapal nan masuk ke dalam wilayah dapat membawa peralatan komoditas perdagangan dan biasanya ditukar dengan rempah-rempah. Dengan kata lain, pelabuhan menjadi sebuah penggerak perekonomian alias perdagaran di masa lalu. Atas dasar tersebut nan menjadikan kerajaan di nusantara mengoptimalkan keberadaan pesisir wilayahnya menjadi pelabuhan tempat berlangsungnya sendi-sendi kehidupan. Berikut pelabuhan antik di wilayah Jawa Tengah nan menjadi bukti keberadaan jalur rempah.

  1. Pelabuhan Bergota, Semarang

Gambar 1. Keadaan Pelabuhan Semarang

(Sumber: Tropenmuseum)

Dengan lokasinya nan cukup strategis berada di tengah-tengah pulau Jawa, Pelabuhan Semarang, nama lain dari Pelabuhan Bergota menjadi salah satu titik krusial jalur rempah di Jawa Tengah. Berdiri pada abad ke-6 M pada saat wilayah tersebut menjadi bagian dari Mataram Kuno, pelabuhan ini cukup ramai menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal. Sebagai pelabuhan utama, pelabuhan ini mempunyai andil memajukan dan mengembangkan Mataram Kuno. Tidak hanya berkedudukan memajukan kerajaan tersebut, Bergota juga turut membawa musibah bagi Mataram Kuno lantaran pendangkalan di sekitar wilayah pelabuhan sehingga timbul daratan aluvial dari endapan lumpur secara perlahan dan mendesak garis pantai ke utara. Sayangnya, pelabuhan ini telah berubah menjadi pemakaman luas di Semarang setelah pelabuhan Bergota ditinggalkan lantaran tidak dekat lagi dengan bibir pantai. Meskipun wilayah Semarang menjadi titik krusial dalam jalur rempah nusantara, Semarang tidak menghasilkan rempah seperti halnya Maluku. Wilayah ini justru menyediakan bahan pokok sebagai perbekalan kapal-kapal nan hendak berlayar jarak jauh. Komoditas nan diperjualbelikan diantaranya beras, buah-buahan, air tawar, gula, dan kebutuhan lainnya misalnya kain dan beberapa kerajinan. Komoditas ini biasanya ditukar dengan rempah-rempah.

2. Pelabuhan Juwana, Pati

Gambar 2. Kondisi Pelabuhan Juwana masa sekarang

(Sumber: Redaksi Jalur Rempah, 2020)

Pelabuhan Juwana terletak di Pati juga menjadi salah satu titik jalur rempah krusial nan ada di Jawa Tengah. Pelabuhan ini ramai sejak abad ke-16 M dengan aktivitas perdagangan nan menghubungkan titik krusial perdagangan rempah Nusantara dengan menyediakan keperluan berlayar, misalnya kapal jual beli dan kapal sewa. Berdirinya Pelabuhan ini sudah ada sejak sungai Juwana berbentuk selat nan memisahkan pulau Jawa dengan Gunung Muria. Letaknya nan berada dekat dengan pegunungan di Pati, menjadikan rempah-rempah mudah dibudidayakan di tempat ini. Keberadaan Pelabuhan Juwan ini tetap dapat kita jumpai dengan ramainya kondisi Pelabuhan berisi kapal-kapal nelayan nan berlabuh di masa kini.

3. Pelabuhan Kudus

Gambar 3. Kondisi Gunung Muria dan Pulau Jawa abad ke-8 M

(Sumber: ihdaihda.wordpress.com)

Letak pelabuhan ini berada di selat Muria nan dahulunya memisahkan wilayah utara Jawa Tengah dengan Gunung Muria. Di selat Muria ini ramai sebagai jalur trasnportasi dan perdagangan bagi masyarakat Jawa Kuna. Meskipun begitu, Sebagian wilayah Kudus dulunya merupakan perairan sungai Muria hingga akhirnya mengendap dan menjadi daratan. Kudus Berjaya menjadi kota pelabuhan sungai dan perdagangan pada masa islam mulai berkuasa. Diduga komoditas perdagangan nan diperjualbelikan berupa hasil pertanian, biasanya ditukarkan dengan keramik nan berasal dari luar Kudus.

4. Pelabuhan Lasem, Rembang

Gambar 4. Pelabuhan Lasem

(Sumber: stephanushannie.com)

Lasem, wilayah pesisir Kabupaaten Rembang mempunyai pantai dekat dengan sungai-sungai nan berhulu di pedalaman, menjadikan wilayah ini ramai dengan aktivitas perniagaan. Komoditas perdagangan didapatkan dari wilayah pedalaman diperjualbelikan melalui pelabuhan apalagi dikirim ke luar pulau dan luar nusantara. Berdasarkan tinggalan perahu antik Punjulharjo diperkirakan merupakan tinggalan sekitar abad ke-7 M, Lasem nan sudah menjadi bandar nan ramai diduga mempunyai hubungan erat dengan Kerajaan Holing nan pusat kerajaannya berada di wilayah pedalaman (Grobogan-Blora). Di pelabuhan ini tidak hanya sebagai tempat berlabuhnya kapal, juga sebagai tempat bongkar muat komoditas perdagangan.

5. Pelabuhan Jepara

Gambar 5. Pelabuhan Jepara berlatarkan Gunung Muria sekitar abad 15-17 M

(Sumber: candi.web.id)

Pelabuhan Jepara diperkirakan menjadi pelabuhan transit bagi kapal-kapal nan inginmencari rempah di Maluku. Kondisi pelabuhan pada abad ke-15 M menurut ukuran waktu itu dapat dikatakan cukup besar unutk menjadi tempat persinggahan kapal. Meskipun demikian, rupanya pelabuha Jepara sudah memperlihatkan keberadaannya sejak zama klasik dimana Kerajaan Kalingga berkuasa di Jawa sekitar abad ke-7 M. Selain itu, Jepara juga ramai dengan aktivitas perdagangan dengan oraanng Maluku dengan rempah-rempah nan dimilikinya.

Adanya pelabuhan nan aktif pada era dulu nan telah dipaparkan di atas, mengindikasikan wilayah Jawa Tengah juga menjadi titik krusial jalur rempah di Nusantara. Melalui jalur rempah ini, terbentuk pertukaran pada beragam aspek seperti pengetahuan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Dengan begitu, dapat dikatakan jalur rempah ini turut berkontribusi dalam membentuk peradaban dunia, terutama di Nusantara. 

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/

Selengkapnya
Sumber Info Kebudayaan Indonesia
Info Kebudayaan Indonesia