“Loki” Season 2 sejauh ini selalu menyajikan kejutan di setiap episodenya. Sudah menjadi tantangan tersendiri bagi kita penonton untuk menebak apa nan bakal terjadi selanjutnya. Apalagi setelah Episode 4 nan menutup loop dari Episode 1, Episode 5-6 menjadi babak terbaru dengan kejutan lain nan siap menanti kita pada finale.
Masih berkutat di sekitar takdir Loki dan eksistensi Kang the Conqueror, cukup susah memandang mau dibawa kemana plot multiverse ini. Apalagi dengan beragam rencana perombakan nan diberitakan dari MCU saat ini.
Episode 5, ‘Science/Fiction’, menjadi pemberhentian nan cukup santuy dan membujuk penonton untuk memahami apa nan sedang terjadi. Mengingat keempat bagian pertama Loki terus dikejar waktu, ditambah melawan Renslayer dan Miss Minutes, serta masalah Temporal Loom dengan urgensi tinggi. Kali ini Loki seperti sedang berada di ‘purgatory’, menemukan langkah untuk kembali ke waktu sebelum semuanya musnah dan argumen lain nan menjadi titik kembali besar dari motivasi Loki.
Usaha Loki Mengembalikan Teman-Temannya ke TVA
(Spoiler Alert!) Insiden nan merusak Temporal Loom rupanya tidak menjadi akhir dari segalanya. Setidaknya Loki tetap menjadi satu-satunya nan tertinggal di TVA, dengan time slipping-nya nan kembali. Bisa jadi lantaran dia terpapar anomali waktu seperti pada awal episode. Namun ini bisa jadi satu-satunya angan bagi Loki untuk mengembalikan semuanya seperti semula. Hanya dia nan bisa melompati ruang dan waktu tanpa kehilangan ingatan. Ini menjadi dasar dari Episode 5, gimana Loki memanfaatkan nan tersisa pada dirinya untuk menyelamatkan TVA.
Ini menjadi kesempatan Loki memahami time slipping, apa ini hanya sekadar glitch? Meski menyatakan bahwa time slipping membawanya melompati waktu secara acak, jelas dia selalu melompat ke waktu dimana teman-teman nan dia butuhkan berada. Ia muncul di depan B-15 nan rupanya seorang master di New York, Casey sebagai narapidana nan kabur dari penjara, Ouroboros alisa O.B. seorang penulis kitab fiksi ilmiah, dan sahabatnya, Mobius nan rupanya mempunyai dua putra dan menyambung hidup sebagai penjual jet ski. Tak ketinggalan Sylvie nan tetap menikmati hidupnya sebagai pegawai restoran sigap saji, menjadi variant Loki nan juga tidak kehilangan ingatan.
Dibantu oleh O.B. nan juga kutu kitab dan memahami fiksi ilmiah apalagi sebagai manusia, menjadi support terbesar bagi Loki dalam bagian ini. Bagi O.B., time slipping nan dialami Loki bukan sesuatu nan acak, lantaran dia selalu terlempar dimana orang-orang nan dia butuhkan ada. Kini tugas Loki adalah belajar untuk mengendalikannya.
Titik Balik Terbesar dari Perkembangan Karakter Loki Sepanjang MCU
Kunci untuk mengendalikan time slipping nan dialami Loki menurut O.B. adalah motivasi Loki sendiri. Apa nan tetap membikin Loki berjuang; apa betul-betul mau menyelamatkan semua kehidupan di multiverse, TVA, alias ada motivasi lain nan tetap disangkal oleh Loki? Kemudian melalui perbincangan dengan Sylvie, Loki mengakui bahwa dia hanya mau teman-temannya kembali, dia tak mau sendirian. Semua itu ditampung dalam TVA nan sekarang sudah seperti ‘rumah’ bagi Loki. Kapan terakhir kali kita betul-betul memandang Loki dalam kumpulan perteman dengan tujuan nan tidak untuk menghancurkan planet alias mengingkari kelompoknya?
“Loki” dan TVA sebagai latarnya sudah seperti pengganti kehidupan dimana Loki akhirnya tidak dilihat sebagai villain. Kini dia protagonis diceritanya sendiri, pahlawan, apalagi nan paling ambisius untuk membangun kembali TVA. Namun sudah diperjelas oleh Sylvie, pada akhirnya Loki mempunyai motivasi nan egois. Tak berbeda dengan Sylvie nan hanya mau mengalami kehidupan normal dan bukan buronan sepanjang hidupnya.
Loki mempunyai perkembangan karakter nan penuh turbulensi sepanjang sejarah MCU. Mulai dari putra mahkota nan diculik dari planet rumahnya, merasa dikhianati oleh family nan selama ini membesarkannnya, menjadi supervillain, mengalami kehilangan mendalam, kemudian divonis sebagai variant nan ditakdirkan selalu membawa kekacauan kemana pun dia pergi. Selalu berlindung dibalik kemarahan dan sifat nan destruktif, Loki sebetulnya hanya mau menjadi bagian dari suatu family dan tidak berhujung sendirian.
Menuju Loki Finale dan Masa Depan MCU
Saat ini, “Loki” Season 2 tetap menjadi ‘anugerah’ nan menghibur di tengah krisis MCU. Setelah flop dengan serial dan movie nan rilis pada Phase 4, “Loki” betul-betul menjadi argumen kita kembali semangat menantikan bagian terbarunya setiap minggu dalam dua bulan ini. Episode 5 juga patut dipuji dengan kualitas visual dan eksekusi CGI-nya nan memukau, sesuatu nan kita rindukan dari MCU. Begitu juga dengan kualitas penulisan plot dan dialognya nan selalu sukses membikin penonton emosional. Kemudian kita betul-betul peduli dengan apa nan bakal dialami oleh setiap karakter dalam kisah ini.
Cukup menggelisahkan dalam menanti akhir dari “Loki” Season 2 ini. Kang the Conqueror mempunyai peran besar dalam serial ini. Berita terbaru dari MCU mengenai skandal Jonathan Majors, MCU mau meninggalkan Multiverse Saga dan beranjak ke Dr. Doom, agar bisa recasting aktor. Ini dikhawatirkan bakal membikin “Loki” Season 2 Finale tidak relevan dengan masa depan MCU. Padahal “Loki” bisa dibilang angan terakhir para fans di masa menurunnya kualitas movie dan serial MCU. Namun jika tak lagi relevan, gimana “Loki” bisa menyelamatkan MCU?
“Loki” Season 2 Finale bakal rilis pada minggu kedua November. Berbagi pekan nan sama dengan “The Marvels” nan bakal tayang di bioskop.
Loki Season 2 (Episode 1) Review: Ouroboros
Loki Season 2 (Episode 2) Review: Breaking Brad
Loki Season 2 (Episode 3) Review: 1893
Loki Season 2 (Episode 4) Review: Heart of the TVA