Gen V (Episode 6) Review: Jumanji

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

Bersamaan dengan rilisnya “Gen V” Episode 6, Prime Video mengumumkan bahwa spinoff “The Boys” ini resmi lanjut ke Season 2. Para supe muda terbaik dari Godolkin University ini telah sukses mencuri hati penonton dan memberikan episode-episode nan konsisten kualitasnya sejauh ini.

Dilansir dari Entertainment Weekly, Eric Kripke juga mengungkapkan bahwa akhir dari “Gen V” season ini bakal bersambung ke “The Boys” Season 4. Kemudian “The Boys” Season 4 bakal dilanjutkan ke “Gen V” Season 2.

Episode 6 dibuka dengan Cate nan telah mengembalikan semua ingatan pada teman-temannya. Emma langsung mencari Sam, menghabiskan waktu romantis bersama, sementara Marie, Andre, dan Jordan Li (diikuti Dusty) terjebak di alam bawah sadar Cate, terancam untuk tidak kembali ke bumi nyata. Sementara Dekan Shetty dan Cardosa tetap sibuk di The Woods, nan pada akhir bagian ini mengungkap objektif melampaui dugaan kita selama ini. Kali ini kita bakal mengulas dan mengembangkan beberapa teori menuju bagian selanjutnya.

 Jumanji

Perjalanan Emosional menuju Kebenaran dalam Pikiran Cate

(Spoiler Alert!) Kita telah mengetahui bahwa kekuatan pengendalian pikiran Cate mempunyai batas. Terlalu banyak digunakan bakal beresiko fatal untuk dirinya sendiri. Setelah berupaya mengembalikan ingatan semua teman-temannya, Cate berada dibatasnya dan mengalami krisis.

Kali ini kita juga mengetahui potensi kekuatan Marie nan bisa mengendalikan degub nadi Cate, menjadi tindakan pertama untuk menyelamatkan temannya tersebut dari akibat fatal. Namun kali ini tidak sendirian, Marie, Andre, Jordan Li, berbareng Dusty, masuk dalam pikiran Cate nan sedang kehilangan kesadaran.

Ini menjadi highlight dari Episode 6 “Gen V”, dimana mereka mengalami perjalanan trippy dalam pikiran masing-masing nan melebur menjadi satu. Mengungkap trauma dan kebenaran nan disimpan setiap karakter. Tak ketinggalan cameo Jensen Ackles sebagai Soldier Boy; sahabat dan kekasih khayalan Cate di masa remajanya. Soldier Boy memberikan penjelasan singkat apa nan sedang terjadi dan mendorong mereka untuk segara menyadarkan Cate alias terjebak selamanya dalam pikiran Cate nan nyawanya sedang terancam.

Disini terungkap bahwa Dekan Shetty memanipulasi dan memberikan obat pada Cate, untuk membatasi kekuatan Cate nan sesungguhnya. Cate rupanya bisa menghilangkan ingatan, mengembalikannya, membaca pikiran, telepati, dan membawa orang lain ke dalam pikirannya (bahkan bisa membunuh mereka dalam pikiran) adalah bukti bahwa kekuatan Cate sangat besar.

Andre dilucuti dengan terungkapnya perselingkuhannya dengan Cate sejak lama. Begitu pula Jordan Li nan rupanya selama ini mengetahui bentrok di antara Brink dan Luke. Sementara Marie tetap dihantui oleh kenangan jelek ketika dia mendapatkan kekuatannya, berujung pada kematian orangnya.

Meski dengan langkah nan tidak menyenangkan, momen ini bisa menjadi awal dari pondasi kepercayaan antara setiap karakter. Sebelum kedepannya memperjuangkan perihal nan sama, ialah mengungkap kebenaran nan sedang disembunyikan oleh akademi mereka.

 Jumanji

Teori Kekuatan Sam dan Pengaruh Hubungannya dengan Emma

Fakta bahwa Sam dan Emma bermesraan selagi teman-teman mereka kudu menghadapi trauma mereka separuh meninggal adalah momen komedi dari Episode 6. Sam menjadi wild card dalam “Gen V”, selain lantaran kekuatannya nan besar dan misterius, kondisi mental nan tidak stabil bisa membahayakan orang di sekitarnya serta dirinya sendiri. Mulai timbul teori bahwa kekuatan Sam sebetulnya bukan kekuatan fisik, namun condong kekuatan dengan dasar psikis. Sam mempunyai rumor kesehatan mental ialah schizophrenia.

Dalam bagian sebelumnya, kita menyaksikan gimana Sam memandang semuanya dalam bentuk boneka. Daripada kekuatan fisik, kemungkinan ilusi bahwa lawan-lawannya adalah boneka ‘lah nan membikin Sam memandang semuanya sebagai objek nan rentan dan mudah dihancurkan.

Dalam bagian ini, Sam rupanya juga memandang Emma sebagai boneka di tengah waktu bermesraan mereka. Episode sebelumnya juga Sam mulai memandang Emma sebagai sosok boneka moral kompas ketika dia lepas kendali. Sam boleh mempunyai kekuatan nan sangat besar, entah seberapa besar potensi nan dia miliki kedepannya. Namun terkadang menyakitkan memandang Sam lepas kendali, untungnya Emma datang sebagai karakter nan menjadi semacam “pawang” untuk Sam. Hubungan romansa di antar keduanya jadi lebih dari sekadar pemanis dalam serial, namun betul-betul membantu perkembangan kedua karakter dalam cerita.

Emma sempat dipresentasikan sebagai karakter nan menyedihkan dan lemah reputasinya pada episode-episode pertama. Namun sekarang perannya sangat krusial lantaran hanya dia nan bisa mengendalikan Sam dengan kekuatan tidak terduganya. Ini cukup serupa dengan manisnya hubungan Kimiko dan Frenchy dari “The Boys”.

Konspirasi Dekan Shetty dengan Proyek The Wood

Dekan Shetty dan Cardosa rupanya sedang mengembangkan virus untuk melemahkan kekuatan para supe. Pada akhir episode, Shetty puas ketika memandang virusnya bekerja apalagi berkarakter mematikan. Ia kemudian menyuruh Cardosa untuk membikin virus tersebut menular. Ini menjadi plot twist nan sangat mengejutkan, bahwa Shetty rupanya anti-supe. Sama seperti Victoria Neuman (Claudia Doumit) dari “The Boys”, nan muncul dalam preview untuk Episode 7.

Ini menimbulkan teori bahwa Dekan Shetty mau melumpuhkan para superhero, meski motif sejatinya tetap belum terungkap. Bisa jadi dendam pribadi, apalagi berasosiasi dengan nasib anaknya, nan sempat dia ungkap pada Marie tanpa penjelasan lebih. Sementara Neuman, meskipun mempunyai kekuatan super dan menyuntikan Compound V ke anaknya juga, tidak pernah merasa nyaman dengan keberadaan para supe.

Jangan lupakan Ashley Barrett (Colby Minifie) dari Vought nan jelas mengetahui proyek The Wood dan menakut-nakuti Dekan Shetty untuk melakukan apapun agar proyek tersebut tidak mencuat ke publik. Ashley mempunyai ketakutan besar pada Homelander, ini bisa menjadi motif kuat untuknya. Kesempatan untuk bisa melawan Homelander nan saat ini terlihat tak terhentikan.

Ini bakal menjadi titik jumpa antara “Gen V” dengan “The Boys” sebagai semesta supehero nan semakin luas. Dalam “The Boys” kita memandang superhero pada titik terburuk mereka, dalam lembaga korupsi, dan sederet superhero mengerikan nan menyalahgunakan kekuatan mereka seperti Homelander. Namun dalam “Gen V”, kita memandang anak-anak generasi Compound V nan dimanfaatkan oleh orang tua mereka, dimanipulasi secara mental dan disiksa secara bentuk di God U. Sebagai golongan supe nan juga patut diperjuangkan kewenangan asasinya. Menarik gimana serial ini sangat perhatian dalam memutar kembali perspektif dan mendobrak steriotip dalam semesta superheronya.

Gen V (Episode 1-3) Review

Gen V (Episode 4) Review: The Whole Truth

Gen V (Episode 5) Review: Welcome to the Monster Club

Selengkapnya
Sumber cultura
cultura