Cara Apakah Temanku Toxic quiz

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Cari tahu jawabannya lewat kuis ini!

Persahabatan semestinya didasarkan pada saling memberi dukungan, kasih sayang, dengan suasana hati nan nyaman. Namun, belakangan ini vibe dan mood temanmu sepertinya tidak enak. Apakah persahabatan kalian telah berubah menjadi toksik, alias hanya sedikit renggang?

Kami bisa membantu kamu. Tekan “Mulai Quiz” untuk mengetahui apakah temanmu toksik alias tidak, dan apa nan bisa Anda lakukan jika dia memang toksik.

Tiga wanita duduk di atas tikar piknik sembari meminum anggur dan menyantap camilan, sedangkan 3 laki-laki duduk mengitari meja di belakang mereka.

1. Seberapa sering temanmu membatalkan rencana?

  1. Selalu! Dia nyaris selalu mendadak membatalkan rencana.
  2. Sering. Kemungkinan dia muncul itu kayaknya hanya 50/50.
  3. Kadang-kadang. Namun, biasanya dia punya argumen nan masuk akal.
  4. Tidak pernah. Jika dia janji, saya tahu jika dia pasti bakal menepatinya.

2. Kamu baru saja menghabiskan waktu berbareng dia, lampau pulang ke rumah. Bagaimana perasaanmu?

  1. Lelah. Berada di dekatnya membuatku merasa capek dan tidak nyaman.
  2. Biasa saja. Aku tidak merasa lelah, tetapi juga tidak terlalu senang.
  3. Senang. Aku senang menghabiskan waktu bersamanya.
  4. Sangat senang! Aku merasa bergairah, bersemangat, dan merasa lebih baik setelah menghabiskan waktu dengannya.

3. Temanmu membujuk terjun payung, tetapi Anda menolaknya. Kira-kira dia lampau bilang apa?

  1. “Jangan kayak anak kecil. Kamu nggak asyik!”
  2. “Aku pengen banget nyoba ini bareng kamu, tapi ya nggak apa-apa sih jika Anda nggak bisa.”
  3. “Sayang banget. Tapi Anda mau kan, paling nggak anter saya ke bandara?”
  4. ”Nggak apa-apa! Tidak semua orang mau coba terjun payung.”

4. Kamu baru saja menceritakan rahasia besar. Apakah dia bakal menutup mulut?

  1. Sama sekali tidak. Dia mungkin sudah menyebarkannya ke semua orang.
  2. Meragukan. Minimal ada 1 orang nan sudah dia beri tahu.
  3. Mungkin. Dia bisa dipercaya, tetapi pernah kelepasan bicara sebelumnya.
  4. Sangat percaya dia tidak bakal memberi tahu siapa pun.

5. Bagaimana selera lawaktemanmu?

  1. Cukup jahat dan pasif agresif. Rasanya saya selalu menjadi sasaran semua leluconnya.
  2. Tidak bagus. Terkadang dia lucu, tetapi juga suka sembarangan melucu.
  3. Ceria. Dia kadang-kadang menggodaku secara berlebihan, tetapi dia tidak bermaksud jahat.
  4. Penuh hormat. Leluconnya tidak pernah melewati batas.

6. Kamu mengalami hari nan sangat berat dan menceritakannya kepada temanmu. Bagaimana tanggapannya?

  1. “Yang kayak gitu Anda anggap berat? Masalahku jauh lebih jelek tahu ..."
  2. “Hmm, mungkin sebenarnya nggak seberat itu.”
  3. “Aku ikut sedih mendengarnya. Pasti bikin Anda frustrasi, ya."
  4. "Ya ampun! Ada apa? Ayo ceritain semua.”

7. Seberapa sering temanmu terlibat dalam suatu konflik?

  1. Setidaknya seminggu sekali. Dia selalu bentrok dengan seseorang.
  2. Sebulan sekali. Selalu ada potensi bentrok nan mengintai.
  3. Setahun sekali. Dia kadang terlibat dalam konflik, tetapi tidak sering.
  4. Hampir tidak pernah. Aku nggak ingat kapan kali terakhir dia terlibat konflik.

8. Kamu baru saja menegur kawan mengenai perkataannya nan menyakitkan. Kira-kira dia bilang apa?

  1. “Kamu sensitif banget sih.”
  2. “Maaf deh jika Anda nggak nyaman, tapi bukan salahku juga Anda nggak bisa terima lawakan kayak itu."
  3. “Aku minta maaf telah menyakiti perasaanmu.”
  4. "Sori banget, ya. Aku bisa ngapain untuk menebusnya?”

9. Kamu baru saja mendapatkan nilai 96 di ujian akhir. Bagaimana reaksi temanmu?

  1. “Wah, Anda rupanya lebih pandai dari dugaanku."
  2. “Lumayan, tapi nilaiku 98 dong.”
  3. "Selamat, ya! Kamu pasti sangat lega.”
  4. "Luar biasa! Aku tahu Anda pasti bisa dapat nilai bagus.”

10. Jika 1 adalah jelek dan 10 sangat baik, berapa tingkat keahlian mendengarkan temanmu?

  1. 1-2. Aku kadang kayak ngomong sama tembok.
  2. 3-5. Nggak bagus, tetapi ini bisa lebih parah lagi.
  3. 6-7. Dia kasih perhatian sekitar 75% lah waktu saya ngomong.
  4. 8-10. Dia memberi perhatian penuh waktu saya ngomong.

11. Dia ajak Anda hang out, tetapi Anda sudah punya rencana dengan temanmu nan lain. Biasanya, dia bilang apa?

  1. “Emang nggak bisa, Anda pergi sama dia besok aja? Aku lagi kesenyapan nih."
  2. “Mendingan Anda batalin janji Anda sama dia dan pergi sama saya aja."
  3. "Yah ... Tapi kita bisa hang out di lain waktu kok."
  4. "Nggak masalah! Semoga acaramu menyenangkan."

12. Bagaimana Anda menggambarkan persahabatan kalian?

  1. Berat sebelah. Aku merasa tidak dilihat alias didengarkan.
  2. Melelahkan. Aku merasa sangat capek setelah menghabiskan waktu dengannya.
  3. Bagus. Hubungan kami memang mengalami pasang surut, tetapi saya menikmatinya.
  4. Indah. Aku merasa sangat dihargai dan diperhatikan.

Apa Anda suka quiz ini?

Ya

Tidak

Seluk Beluk Persahabatan Toksik

Persahabatan dimaksudkan untuk mencapai hal-hal positif dan memberdayakan, bukan negatif dan melelahkan. Jika kawan condong menjatuhkan kamu, alih-alih membangkitkan semangat. Mungkin sekarang saat nan tepat untuk merenungkan lebih dalam hubunganmu dengannya.

Tanda-Tanda Persahabatan Toksik

  • Dia kudu selalu menjadi nan terbaik. Tidak masalah jika ada sedikit persaingan dalam persahabatan, tetapi beberapa orang melakukan persaingan secara berlebihan. Orang-orang seperti ini selalu mencari kesempatan untuk memamerkan keberhasilannya, dan menunjukkan bahwa pencapaiannya lebih baik dan mengesankan daripada kamu.
  • Dia selalu tidak dapat diandalkan. Semua orang pasti pernah terlambat sesekali, tetapi keterlambatan kawan toksik sudah mencapai tingkat nan parah. Dia nyaris selalu datang terlambat (itu pun jika dia muncul). Dia tidak pernah ragu membatalkan rencana untuk melakukan perihal lain nan lebih menyenangkan.
  • Dia meminta lebih banyak daripada nan diberikan. Jenis kawan seperti ini hanya berbaur jika dia merasa nyaman, dan ketika berkumpul, topik obrolan hanya berkisar tentang dirinya. Dia hanya mengirim pesan teks kepadamu ketika tidak ada orang lagi nan menemaninya. Dia membujuk Anda hang out jika tidak ada lagi aktivitas lain nan lebih baik.
  • Dia sangat suka memerintah. Walaupun mengungkapkan pendapat adalah perihal nan wajar, kawan seperti ini mempunyai terlalu banyak perihal untuk dikatakan. Dia sering menyela perkataanmu dan mengutarakan idenya sendiri, menawarkan saran alias opini, dan apalagi mengatur apa nan boleh dan tidak boleh Anda lakukan.
  • Dia membikin Anda tidak nyaman. Persahabatan nan sehat didasarkan pada batas nan sehat, nan paling krusial adalah menghormati batas tersebut. Teman jenis ini bakal menekan Anda agar melakukan sesuatu walaupun Anda tidak mau, alias mendorong Anda melakukan sesuatu nan tidak patut.
  • Dia menjadikan Anda sebagai bahan lelucon. Ejekan dan olok-olok kocak merupakan perihal nan wajar dalam persahabatan nan sehat, tetapi kawan sejati kudu tertawa bersamamu, bukan mentertawakanmu. Teman toksik tidak bakal segan mengganggu alias mempermalukan Anda demi suatu “lelucon”. Ketika Anda menegurnya, dia bakal bilang, "Ah, Anda terlalu sensitif.”
  • Dia tidak tulus dan tidak bisa dipercaya. Teman jenis ini sering menyebar rumor (dan tidak ragu menyertakan namamu di dalam rumor). Dia mungkin mengatakan hal-hal baik dan dan mendukung saat di depanmu, tetapi bakal menceritakan beragam perihal jelek tentang Anda kepada orang lain. Orang seperti ini tentu tidak bisa dipercaya untuk menyimpan rahasia.
  • Dia condong mempunyai sifat narsistik. Dia menjadikan Anda sebagai sarana untuk kebutuhan narsistiknya (kamu bakal dipaksa untuk terus memperhatikan dan mengaguminya) tanpa peduli dengan emosi dan pikiran kamu. Ketika Anda tidak bisa memenuhi kebutuhan narsistiknya, dia bakal beralih dan beranjak ke orang lain nan bisa memberikannya.

Apa nan Harus Kamu Lakukan Selanjutnya

  • Tanyakan perspektif pandang dari kawan lain alias orang nan Anda sayangi. Melihat gambaran seseorang secara keseluruhan terkadang susah dilakukan andaikan Anda terjebak dalam persahabatan tidak sehat. Namun, kawan nan netral dan tidak terlibat mungkin bisa membantu. Jelaskan situasinya dan ceritakan langkah kawan nan berpotensi toksik tersebut memperlakukan kamu. Orang netral nan Anda percayai mungkin bisa memberikan saran dan perspektif pandangnya sendiri terhadap situasi tersebut.
  • Menjauhlah dari dia untuk sementara waktu. Dalam beberapa hari alias minggu berikutnya, cobalah menjauh dari kawan toksik tersebut dengan mengurangi kontak dengannya dan menolak ajakannya untuk hang out secara sopan. Di masa "jeda" ini, luangkan waktu untuk diri sendiri dan lihat gimana perasaanmu. Apakah Anda merasa lebih segar dan nyaman tanpa kehadirannya? Jika iya, mungkin dia telah memberi pengaruh toksik alias negatif dalam kehidupanmu.
  • Bicaralah dengannya menggunakan pernyataan “aku”. Dengan langkah ini, Anda bisa mengungkapkan emosi tanpa menyalahkan orang lain. Kamu bisa mengatakan, “Aku sangat senang jika didengarkan. Saat tetap kecil, papaku tidak pernah mau mendengarkan saya dan itu membuatku sangat sedih. Aku sangat senang andaikan Anda mau mendengarkan aku". Secara umum, penggunaan pernyataan “aku” bisa memberi banyak kebebasan untuk membahas perasaanmu secara terbuka, penuh dengan rasa hormat, dan tidak konfrontatif.
  • Beri kesempatan lagi kepadanya jika menurutmu dia dapat berubah. Orang kadang-kadang tidak sadar jika dia toksik sampai Anda memberi reaksi terhadap perilakunya. Jika dia meminta maaf dengan tulus dan mau berubah, cobalah memberi kesempatan kedua kepadanya.
  • Jika Anda ragu dia mau berubah, biarkan persahabatan merenggang sendiri secara alami. Jangan berupaya keras untuk berkumpul dengannya, serta hindari mengirim pesan teks dan berinteraksi dengannya di medsos. Habiskan waktu berbareng kawan nan bisa menghargai dan memperlakukan Anda dengan hormat.
  • Akhiri pertemanan secara diam-diam. Jika pertemanan kalian tampaknya tidak berhasil, cobalah menjauh darinya secara diam-diam tanpa mengatakan apa pun. Jika dia bertanya (kemungkinan besar tidak), Anda bebas untuk memilih apakah mau menjelaskan perasaanmu dengan jujur alias tidak. Untuk menjawab pertanyaannya, cobalah mengatakan, “Mungkin kita tidak terlalu cocok berteman, dan kupikir kita tidak usah hang out terlalu sering.”

Artikel nan Mungkin juga Menarik

Selengkapnya
Sumber wikihow
wikihow