Sebagai brand besar, untuk menjangkau banyak konsumen perlu membikin dan mengelola banyak toko. Jenis toko untuk jualan saat ini nan umum adalah toko bentuk dan toko online. Toko bentuk adalah toko nan dibuka di pasar, pusat perbelanjaan (mall), alias ruko di pinggir jalanan. Sedangkan, untuk toko online adalah situs shopping online tempat jual beli nan bentuknya Marketplace (e-commerce) dan toko online sendiri.
Baik toko bentuk dan toko online tetap jadi pendorong ekonomi perusahaan nan penting. Masing-masing mempunyai kelebihannya masing-masing. Strategi pemasaran di antara keduanya berbeda. Oleh lantaran itu, perbedaan antara toko bentuk dan online perlu diketahui lebih lanjut. Tujuannya agar brand Anda bisa mengembangkan keduanya secara bersamaan.
Apa itu Toko Fisik ?
Toko bentuk alias bisa disebut retail alias offline store adalah tempat transaksi jual beli nan memerlukan ruang bentuk untuk memajang dan menjual produk. Toko bentuk berupa struktur nan berdiri sendiri nan lokasinya berada di pusat perbelanjaan, pasar, pusat keramaian, tempat wisata, dan perumahan. Toko bentuk memerlukan tenaga kerja terdidik nan bekerja membantu pembeli memilih produk nan dibutuhkan dan melakukan pembayaran.
Toko bentuk berupa upaya nan dimiliki secara independen alias waralaba alias toko cabang. Bisnis toko bentuk nan independen biasanya menargetkan konsumen lokal. Jumlahnya tidak banyak, alias tidak punya toko bagian di tempat lain. Sementara itu, toko waralaba memerlukan brand awareness nan luas untuk mendorong penjualan di setiap toko fisiknya.
Apa itu Toko Online ?
Toko online adalah situs website nan jadi tempat pengguna untuk mencari dan memesan produk. Toko online punya domain web unik nan memungkinkan penjual bisa memajang dan menjual produk. Pembeli bisa memandang katalog produk dan melakukan transaksi secara online. Produk nan dipesan bakal dikirim ke rumah. Jadi pembeli tidak perlu bertatap muka dan keluar rumah untuk membeli produk nan dibutuhkan.
Ada dua jenis toko online ialah toko online nan dibuat sendiri dan e-commerce alias marketplace. Untuk membikin toko online sendiri butuh tenaga kerja untuk membikin dan mengelola situs web, admin untuk memproses pesanan, dan tim untuk kirim paket dan kelola stok gudang. Sedangkan, di e-commerce penjual tidak perlu buat situs. Cukup buat akun penjual (merchant/seller) sudah bisa pajang produk dan jualan.
Jual produk secara online di e-commerce tidak butuh modal besar. Jumlah tenaga kerja nan perlu direkrut juga lebih sedikit, cukup admin dan tim untuk proses dan kirim pesanan. Admin bekerja menjawab pertanyaan (chat) dari konsumen dan tambah alias pembaruan produk dan harganya.
Toko Fisik vs Toko Online
Berikut ini perbedaan toko bentuk dan toko online dan kelebihannya.
1. Manfaat Bisnis untuk Brand
Situasi upaya saat ini, membikin brand kudu memutuskan apakah tetap kudu menggunakan toko fisik, toko online, alias keduanya. Jenis produk nan dijual, siapa kliennya, letak bisnis, dan ukuran perusahaan mempengaruhi pendekatan nan perlu diperhatikan saat mengambil keputusan bisnis. Toko bentuk dan online punya manfaatnya untuk upaya Anda, yaitu:
Manfaat Toko Fisik untuk Brand Anda
Berikut ini kelebihan toko bentuk dibanding toko online.
- Layanan Pelanggan. Pembeli bisa mendapat masukan dari penjual secara real time
- Bebas Bias Produk. Pelanggan bisa memandang dan menyentuh produk secara langsung
- Keterbatasan Produk. Toko bentuk cocok untuk jual produk berukuran besar, kompleks, dan super mahal
- Tanpa Pengiriman. Pembeli bisa langsung bawa pulang produk tanpa menunggu lama
- Proses Retur Lebih Mudah. Retur peralatan di toko bentuk lebih mudah dan cepat. Sedangkan, toko online memerlukan pengemasan ulang, cetak label, pergi ke instansi kurir, dan menunggu duit alias produk diantar kembali ke rumah.
Manfaat Toko Online untuk Brand Anda
Berikut ini kelebihan toko online dibanding toko fisik.
- Keuntungan. Biaya overhead toko online lebih rendah dibanding toko fisik
- Tanggung Jawab Bisnis. Bisnis online tidak terikat ke kebijakan pengelola mal alias lingkungan eksternal
- Jangkauan Produk. Bisa menjangkau pengguna lebih banyak dan luas dengan lebih murah
- Info Pelanggan. Toko online independen bisa mengumpulkan info konsumen lebih komplit sehingga memudahkan penjual melakukan pemasaran lebih lanjut
- Lebih Sederhana. Lebih simpel. Pemilik upaya online bisa manfaatkan ruko mini untuk simpan produk dan memproses pengiriman.
- Lebih Mudah. Membuka dan mulai jualan secara online lebih mudah dan sigap dibanding offline (fisik). Jika penjualan melambat tidak perlu takut tidak bisa bayar sewa toko, penghasilan karyawan, dan lainnya.
2. Strategi Pemasaran Toko Fisik vs Toko Online
Strategi pemasaran nan dibuat berjuntai ke jenis bisnis, apakah independen alias waralaba. Bisnis independen sering mengembangkan strategi pemasaran lokal, banyak mengandalkan publikasi lokal, dan promosi mulut ke mulut. Bisnis independen menggunakan program loyalitas agar tetap diingat oleh konsumen nan melakukan transaksi untuk pertama kalinya. Sedangkan, waralaba kudu melakukan pemasaran secara massal agar tetap ada di top of mind masyarakat.
Bisnis online mengandalkan sosial media, iklan online, dan iklan berbayar untuk memasarkan produk dan situs ke pelanggan. Iklan di media online lebih mudah ditargetkan ke konsumen nan sesuai demografis ideal. Berbeda jika beriklan di media konvensional. Biaya nan dikeluarkan juga lebih murah dan pasti tepat sasaran sehingga imbal kembali ke penjualan lebih bisa diharapkan daripada promosi secara offline.
3. Biaya nan Dikeluarkan
Toko bentuk mempunyai biaya overhead nan lebih besar dibanding online. Beberapa jenis biaya nan dikeluarkan saat melakukan upaya secara offline, di antaranya adalah:
- Biaya sewa toko
- Gaji karyawan, tunjangan, dan pajak
- Infrastruktur (internet, furnitur, etalase, listrik, pencahayaan, POS)
- Biaya untuk menyimpan, merawat, dan cek stok produk di toko
- Biaya hiasan dan perlengkapan lain untuk estetika toko
- Biaya kebersihan, pemeliharaan toko, dan keamanan
- Biaya asuransi toko jika terjadi musibah (bencana alam, kebakaran, dan lainnya).
Bisnis online juga tetap memerlukan support tim untuk menyimpan produk, mengemas, dan kirim. Oleh lantaran itu, ada beberapa biaya nan ada di toko fisik, juga ada di online. Namun untuk operasional dan biaya memulai toko lebih murah.
- Bayar domain dan hosting bulanan
- Biaya jasa alias komisi penjualan (jika berdagang di e-commerce)
- Biaya untuk menyimpan, merawat, dan cek stok produk di toko
- Gaji tenaga kerja admin dan tim pengirim produk
- Instalasi internet, laptop, dan smartphone.
Jika dibandingkan toko offline, ada beberapa unit biaya nan sama ialah penghasilan tenaga kerja dan biaya penyimpanan stok produk. Namun biayanya tidak sebesar mengoperasikan toko offline. Jumlah tenaga kerja nan direkrut juga tidak banyak tapi bisa melayani pembelian dan promosi ke seluruh wilayah Indonesia.
4. Jam Operasional Bisnis
Toko bentuk punya jam operasional nan tetap. Toko bisa tutup selama hari libur alias hari-hari tertentu. Saat toko libur, Anda kudu membatasi transaksi dan kudu berkomunikasi ke pelanggan. Berbeda dengan online, semua pengguna bisa mengakses dan membeli dari toko kapan saja. Ini memungkinkan Anda bisa menjual dan memberi kenyamanan transaksi ke pengguna lebih baik.
5. Pengalaman Pelanggan
Toko bentuk memberi pengalaman pengguna nan lebih lengkap. Pelanggan bisa memandang dan menyentuh produk nan bakal dibeli. Toko bentuk bisa dihias agar tampilan produk di etalase lebih menarik. Melatih tenaga kerja penjaga toko dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Membuat pengguna lebih percaya untuk membeli produk. Hubungan hubungan dengan sesama manusia membangun ikatan dengan pengguna agar terjadi pembelian nan berulang.
Di sisi lain, toko online menciptakan pengalaman nan serba mudah dan cepat. Pelanggan bisa melihat, memesan, dan bertanya ke admin tentang produk nan dibeli. Pelanggan tidak perlu keluar rumah untuk belanja, cocok untuk pengguna nan sibuk. Untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, Anda kudu rencanakan langkah menangani pembelian dan pertanyaan. Rancang sistem kerja agar tim Anda bisa merespon pengguna secepat mungkin.
6. Fleksibilitas Operasional
Pemilik toko bentuk kudu berkomitmen beraksi di suatu tempat dan melakukan penjualan reguler dan hindari penutupan. Memindahkan letak toko untuk menghemat biaya bakal jadi tantangan. Pahami akibat Anda kehilangan prospek upaya dari letak nan nyaman dan menarik dari letak lama.
Toko online bisa beradaptasi dengan mudah. Jika Anda mau mengubah alamat situs alias domain bisa gunakan fitur Redirection. Kantor operasional bisa pindah kapan saja tanpa menggangu operasional. Jika Anda mau meluangkan waktu untuk merancang ulang website, akibat nan diterima tidak parah.
7. Kompetisi Toko Fisik vs Toko Online
Toko bentuk kudu bersaing dengan toko sejenis di wilayahnya, baik dengan brand besar alias pengecer. Model upaya nan mengandalkan penjualan offline (fisik) kudu mempertimbangkan apakah produk nan terjual lebih baik dijual secara langsung daripada di online. Tujuannya agar terjadi penjualan berkelanjutan.
Toko online kudu bersaing dengan e-commerce besar nan trafiknya tinggi. Ditambah lagi kudu bersaing dengan merchant dari e-commerce nan jumlahnya tidak sedikit dan harganya bervariatif. Sebisa mungkin Anda kudu bisa menawarkan produk unik nan tidak dijual di e-commerce lain.
Lebih Baik Toko Fisik alias Online ?
Membuat toko online secara berdikari cukup susah lantaran kudu bersaing dengan e-commerce dan semua merchant di dalamnya. Untuk meminimalisir persaingan di bumi online, lebih baik pertimbangkan untuk jadi merchant di e-commerce. Anda bisa buat akun penjual di banyak e-commerce untuk memaksimalkan penjualan. Jadi merchant di e-commerce juga lebih simpel lantaran tidak perlu tim unik untuk menangani perihal teknis.
Membangun toko bentuk memerlukan biaya investasi tinggi. Mulai dari sewa, rekrutmen, operasional toko, sampai pajak kudu ditanggung. Dibanding toko online, toko bentuk menawarkan pengalaman pengguna nan lengkap. Pelanggan bisa mencari, melihat, dan menyentuh produk nan mau dibeli. Sedangkan, di online hanya sampai mencari dan memandang saja. Komunikasi dengan pengguna lebih luwes tidak dibatasi karakter chat. Pelanggan juga bisa klaim agunan lebih mudah.
Mana nan lebih baik ? Toko bentuk alias online ? Jawabannya adalah keduanya. Untuk memaksimalkan penjualan Anda butuh jual produk secara offline dan online. Namun pasti bakal susah untuk menangani keduanya lantaran kudu konsentrasi ke dua channel penjualan nan sistem kerjanya berbeda. Jika Anda terbiasa jual produk secara offline dan mau mencoba online, Anda bisa hubungi tim Bhinneka untuk bantu buatkan akun merchant dan kelola akun di beragam e-commerce ternama di Indonesia.