BANGBARA.COM - Defisit anggaran nan dialami Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon sebesar Rp100 miliar tidak dipandang sebagai hambatan, melainkan kesempatan untuk melakukan investasi strategis dalam pembangunan. Dana tersebut telah dialokasikan untuk proyek-proyek krusial seperti pembangunan jalan, gedung rumah sakit, instansi dinas, dua sekolah baru (SMPN 14 dan SMPN 15), serta akomodasi lainnya. Menurut Sekretaris Daerah Cilegon, Maman Mauludin, proyek ini bermaksud untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus memperkuat daya saing daerah. Untuk menyelesaikan tanggungjawab kepada pihak ketiga, Pemkot telah menyusun strategi meliputi optimasi pendapatan, penjadwalan ulang kewajiban, dan restrukturisasi belanja, nan diharapkan selesai pada Februari 2025.
Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, nan menjabat sejak 2021, mencatat sejumlah capaian dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Meski sebagian kebijakan terkendala pada kuartal keempat 2024 akibat defisit, konsentrasi Pemkot tetap pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program seperti peningkatan tunjangan dan honor bagi ASN, tenaga honorer, dan pembimbing terus menjadi prioritas, meskipun hibah dan support sosial tertentu kudu ditunda sesuai kebijakan pemerintah pusat. Kebijakan ini mencerminkan komitmen untuk menjaga kualitas pelayanan masyarakat tanpa mengabaikan pengelolaan finansial nan bertanggung jawab.
Pemkot Cilegon juga sukses meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja lokal melalui kenaikan honor di beragam sektor. Guru honorer sekarang menerima kenaikan dari Rp450 ribu menjadi Rp675 ribu per bulan, apalagi hingga Rp1 juta untuk mereka nan telah bekerja lebih dari 10 tahun. Insentif tambahan bagi pembimbing di wilayah terpencil, serta kenaikan honor bagi perangkat RT/RW, kader, tenaga harian lepas (THL), dan tenaga kerja perjanjian (TKK) menunjukkan langkah nyata Pemkot dalam memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat lokal. Hibah dari Kementerian Agama juga dimanfaatkan untuk meningkatkan honor pembimbing madrasah sebesar 50%.
Peningkatan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi ASN nan naik 5% per tahun merupakan salah satu corak komitmen Pemkot dalam mendukung peningkatan keahlian aparatur. Kenaikan honor untuk tenaga kerja, khususnya di sektor pendidikan dan perangkat masyarakat, menjadi bukti kepedulian terhadap keberlanjutan pelayanan publik. Insentif ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga mendukung pengembangan pendidikan di wilayah terpencil. Pemkot terus berupaya menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pengelolaan anggaran nan transparan dan berkelanjutan.
Sumber : VRITIMES
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian alias keseluruhan tulisan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: Abdul Kholilulloh