BANGBARA.COM - Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology (AOFOG) mengadakan sesi kedua AOFOG Campus 3 nan membahas perkembangan terkini dalam penanganan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Dipimpin oleh Prof. Dr. R. Muharam, MD, OG(REI), MPH, sesi ini menghadirkan tiga mahir dari beragam negara untuk mendiskusikan pendekatan genetik, terapi berbasis farmakogenomik, serta pemanfaatan bahan alami dalam pengobatan PCOS. Kondisi ini mempengaruhi 8-13% wanita usia reproduktif dan dapat berakibat pada kesuburan serta meningkatkan akibat gangguan metabolik seperti diabetes.
Prof. Mei-Jou Chen dari National Taiwan University mengulas aspek genetik dalam PCOS serta penerapan pengobatan presisi guna menyesuaikan terapi dengan karakter individu. Sementara itu, Prof. Raymond R. Tjandrawinata dari Indonesia memaparkan hasil penelitian mengenai fraksi bioaktif kayu manis nan berpotensi menjadi pengganti terapi berbasis bahan alam. Studi ini mengkaji gimana farmakogenomik dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan PCOS dengan pendekatan nan lebih spesifik.
Diskusi semakin mendalam dengan pemaparan Prof. Dr. Budi Wiweko mengenai studi klinis mengenai penggunaan fraksi bioaktif kayu manis di Indonesia. Sebagai Ketua Komite REI AOFOG dan Presiden Asian PCOS Society, dia menyampaikan bukti ilmiah nan mendukung efektivitas bahan alami ini dalam membantu menangani PCOS. Dengan pendekatan multidisiplin nan mengintegrasikan genetika, farmakogenomik, dan terapi berbasis bahan alam, penelitian ini memberikan angan baru bagi pasien PCOS.
AOFOG, organisasi nan berkedudukan krusial dalam pengembangan pengetahuan kebidanan dan ginekologi di Asia-Oseania sejak 1957, terus berkomitmen meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi perempuan. Melalui Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas (REI), AOFOG memfasilitasi riset, pelatihan, serta pertukaran pengetahuan antarpraktisi medis di area ini. Inisiatif seperti AOFOG Campus bermaksud memperkuat kerja sama regional dalam penemuan pengobatan dan standar klinis, sehingga penanganan PCOS dapat menjadi lebih efektif dan terarah.
Sumber : VRITIMES
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian alias keseluruhan tulisan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: Abdul Kholilulloh