Pelumasan Elastohidrodinamik

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Kondisi pelumasan elastohidrodinamik terjadi saat aktivitas rolling terjadi di antara komponen nan bergerak, dan area kontak mempunyai tingkat keselarasan nan rendah. Misalnya, perhatikan bahwa lengkungan roller dan lintasan pada rolling bearing komponen sangat berbeda.

Faktanya, roller dan lintasan bagian dalam melengkung ke arah nan berlawanan dan dengan demikian mempunyai area kontak nan mini (hampir satu titik kontak). Hal ini menciptakan tekanan kontak nan tinggi (ratusan ribu psi).

Saat oli industri memasuki area kontak antara bola dan lintasan (dengan tindakan rolling), tekanan oli industri meningkat tajam. Tekanan tinggi ini pada gilirannya secara signifikan meningkatkan viskositas oli industri dan keahlian menahan beban. Beban terkonsentrasi ini bakal sedikit merusak logam komponen rolling dan lintasan di area kontak. Deformasi hanya terjadi di area kontak, dan logam secara elastis kembali ke corak normalnya saat rotasi berlanjut.

Jelas, metalurgi dan perlakuan panas logam sangat krusial untuk sistem pelumasan ini. Karena viskositas oli industri secara langsung dipengaruhi oleh suhu, jelas juga bahwa suhu pengoperasian nan tidak tepat alias tidak normal bakal mengganggu pembentukan lapisan pelumas elastohidrodinamik (EHL).

Contoh aplikasi mesin nan beraksi di bawah pelumasan elastohidrodinamik  adalah rolling bearing elemen, roda gigi, dan kontak cam (rolling) di mana beban tinggi rolling bearing komponen terjadi. Jika kondisi pengoperasian seperti kecepatan, beban, dan suhu tidak terlampaui, kontak kekasaran mungkin tidak bakal pernah terjadi lantaran karakter pelumas dan logam nan luar biasa ini.

Baca Juga : Mengapa Pelumasan sangat Penting

Ketebalan lapisan oli industri sering kali dalam urutan 1 mikron. Namun, pelumasan elastohidrodinamik  dianggap beraksi pada lapisan fluida penuh.

Selengkapnya
Sumber Informasi Otomotif Deltalube
Informasi Otomotif Deltalube