Tidak sedikit pemilik nan hanya memakai mobilnya ketika dibutuhkan saja. Misalnya saat weekend alias pergi dengan family besar. Sedangkan untuk keseharian, lebih memilih transportasi umum alias motor untuk mobilitas kegiatannya. Hal ini mungkin dengan pertimbangan situasi macet di perkotaan dan sebagainya.
Mobil nan kerap tak bersuara di rumah, biasanya pemilik melindungi dengan cover mobil dengan tujuan agar tidak kotor. Mobil terlindungi dari debu, air dan lain-lain. Terlebih pada mobil nan parkir di luar. Namun, nyatanya pemakaian cover juga ada akibat buruknya loh, apa saja ya?
Saat mobil terguyur air hujan, cover memang melindungi dari air hujan lantaran biasanya cover mobil terbuat dari bahan water proof namalain tahan air. Tetapi, banyak pemilik mobil nan tidak sadar bahwa udara dingin menimbulkan embun nan membikin mobil tetap menjadi basah. Seharusnya, saat hujan berhenti, pemilik mobil melepas cover mobil dan mengeringkan mobil. Bila dibiarkan mongering dengan sendirinya, bukan tidak mungkin bakal timbul bercak-bercak alias noda pada bodi mobil.
Berikutnya adalah ketika mobil terekspose sinar matahari. Alih-alih pemakaian cover mau melindungi dari sinar matahari, malah bisa jadi boomerang. Paparan sinar mentari bisa membikin bodi mobil panas. Panas nan ditimbulkan bisa menyebabkan sebagian besar material cover menempel pada bodi mobil. bisanya cat pelapis cover alias cover itu sendiri nan lengket pada mobil mobil.
Baca juga : Pengaruh Warna Bodi Mobil Terhadap Suhu Kabin
Seharusnya, ketika panas terik matahari, pindahkan mobil ke tempat nan lebih teduh terlebih dahulu. Baru setelahnya dilindungi dengan cover mobil agar tidak terjadi perihal nan tidak diinginkan.