Mobil Listrik Mungil Nissan Laris Manis di Jepang!

RiderTua.com – Nissan cukup sukses dalam menghadirkan mobil listrik Leaf di pasar global. Namun mereka mau membikin model nan lebih mini lagi untuk mengisi pasar kei car di kampung halamannya. Sehingga Nissan menghadirkan Sakura sekitar tahun lalu, nan dikembangkan berbareng dengan Mitsubishi. Bisa ditebak model ini sukses menarik perhatian banyak konsumen Jepang.

Nissan Sakura Banyak Diburu Oleh Konsumen Jepang

Dari desainnya, Sakura nampak begitu imut dengan modelnya nan begitu mungil, tapi terlihat lebih elegan. Kalau dilihat sekilas, fascia-nya mengingatkan pada SUV listrik Ariya nan dijual di Benua Eropa, hanya saja dengan modelnya nan dibuat kerdil. Tentunya ini dilakukan agar Nissan bisa menjualnya di pasar kei car.

Sejak diluncurkan, Sakura mendapat sambutan baik dari konsumen Jepang, tidak hanya dari desainnya, tetapi juga nilai jualnya nan hanya mencapai Rp 200 jutaan saja. Tahun lampau saja, model ini meraih gelar Japan Car of the Year, dan ini menjadi pencapaian nan cukup bagus bagi Nissan. Tidak hanya itu, Sakura juga bisa terjual hingga 35 ribu unit sepanjang tahun ini, nomor penjualan nan cukup tinggi untuk model seperti ini.

(InsideEVs)

Model Kembar

Mobil seperti Sakura memang cocok dikendarai di wilayah perkotaan, termasuk mengatasi lahan parkir nan sempit. Apalagi emisi nan dihasilkan lebih minim, sehingga memudahkannya untuk mendapat keringanan pajak serta insentif nan bertindak di Jepang. Jadi tidak heran kenapa penjualannya cukup tinggi hingga melampaui puluhan ribu unit sepanjang tahun ini.

Namun Nissan tidak dapat menjualnya di pasar dunia dikarenakan modelnya nan belum dapat memenuhi standar keselamatan dalam uji tabrak di sejumlah negara. Tapi setidaknya mereka tetap mempunyai Leaf, dan penjualannya juga cukup bagus selama beberapa bulan ini. Selain itu, Nissan mengembangkan Sakura berbareng Mitsubishi, nan menghadirkan model kembarnya berupa eK X EV.

Model ini sempat disebut oleh Mitsubishi soal peluangnya untuk dijual di Indonesia. Memang ada potensinya, tapi mereka tetap kudu mempelajari pasarnya terlebih dahulu.