Kenapa Belajar Harus Menyenangkan? Ini Kata Anak SD

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Dalam bumi pendidikan dasar, kita sering mendengar istilah belajar menyenangkan. Tapi, apa sebenarnya makna dari “menyenangkan” itu bagi anak-anak SD? Apakah cukup dengan memberikan permainan? Atau sekadar menyisipkan lagu-lagu saat belajar?

Sebagai pembimbing SD, saya pernah bertanya langsung kepada murid-murid di kelas, “Menurut kalian, belajar nan menyenangkan itu seperti apa sih?” Jawabannya? Tidak terduga dan justru membuka mata.

“Belajar menyenangkan itu jika gurunya nggak marah-marah terus,”
— Damar, siswa kelas 3.

“Kalau pelajaran pakai gambar dan bisa mewarnai, saya suka,”
— Lala, siswa kelas 2.

“Kalau boleh nanya terus dan nggak takut salah,”
— Bintang, siswa kelas 4.

Belajar Tak Selalu Harus Duduk Diam dan Dengarkan

Dari obrolan ringan itu, saya jadi sadar bahwa bagi anak-anak, belajar menyenangkan bukan soal seberapa modern perangkat peraga nan digunakan, tapi lebih kepada suasana nan diciptakan oleh gurunya. Mereka mau merasa nyaman, tidak takut salah, dan merasa dilibatkan.

Belajar tidak kudu selalu duduk tak bersuara dengan kitab terbuka. Kadang, membiarkan anak belajar sembari berjalan-jalan mengawasi tanaman di sekolah bisa jadi momen belajar nan tak terlupakan. Atau, belajar tentang “volume” dengan membawa gelas dan botol ke dalam kelas.

Kreativitas Guru, Kunci Belajar nan Menyenangkan

Guru SD memang punya tantangan tersendiri. Materi banyak, waktu terbatas, kelas ramai, tapi tetap dituntut untuk kreatif. Maka, membikin pembelajaran menyenangkan bukan berfaedah kudu ribet. Cukup tambahkan komponen kejutan kecil: tebak-tebakan, stiker bintang, tantangan kelompok, alias sesi tanya-jawab bebas di akhir pelajaran.

Menyenangkan bukan berfaedah main-main. Justru, belajar bakal lebih berarti ketika anak merasa terlibat secara emosional. Anak-anak nan senang saat belajar, bakal lebih mudah mengingat dan memahami materi.

Penutup: Anak-anak Belajar dari Hati, Bukan Sekadar Otak

Jika kita mau pendidikan dasar punya pondasi nan kuat, maka membikin anak mencintai belajar sejak awal adalah kuncinya. Dan untuk itu, belajar kudu terasa menyenangkan—menurut jenis anak-anak, bukan jenis orang dewasa.

Jadi, yuk, mulai hari ini kita bertanya pada anak-anak kita:

“Kamu suka belajar nan seperti apa?”
Karena bisa jadi, jawaban polos mereka menyimpan rahasia besar tentang langkah belajar nan paling efektif.
Selengkapnya
Sumber Info Sekolahdasar
Info Sekolahdasar