Karakteristik Pendidik Ideal dalam Al-Qur’an

Sedang Trending 10 bulan yang lalu

– Al-Qur’an merupakan sumber utama aliran Islam nan memuat beragam petunjuk dan pedoman bagi umat manusia, termasuk dalam bagian pendidikan. Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa karakter pendidik ideal dalam Al-Qur’an nan dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pendidik

Salah satu perihal nan banget menarik pada aliran Islam adalah penghargaan Islam nan sangat tinggi terhadap pendidik. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan pembimbing setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul.

Syauki bersyair: “Berdiri dan hormatilah pembimbing dan berilah penghargaan, seorang pembimbing itu nyaris saja seperti seorang rasul.”

Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11 nan berbunyi:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang nan beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah bakal memberi kelapangan untukmu.

Dan andaikan dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah bakal mengangkat (derajat) orang-orang nan beragama di antaramu dan orang-orang nan diberi pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa nan Anda kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

- Advertisement -Allo Fresh

Selain menjelaskan tentang larangan berbisik nan merupakan salah satu tuntutan akhlak, guna membina hubungan selaras antar sesama; ayat di atas juga menggambarkan kedudukan orang nan berilmu. Ayat di atas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah bakal meninggikan derajat orang nan berilmu.

Akan tetapi, bahwa mereka mempunyai derajat-derajat ialah nan lebih tinggi dari nan sekadar beriman. Orang nan diberi pengetahuan sebagaimana nan terdapat dalam ayat di atas adalah, mereka nan beragama dan menghiasi diri mereka dengan pengetahuan.

Ini berfaedah ayat di atas membagi manusia nan beragama dalam dua golongan besar, nan pertama sekedar beragama dan beramal saleh, dan nan kedua beragama dan beramal shaleh, tapi juga berpengetahuan.

Kelompok nan beragama beramal shaleh dan berilmu ini menjadi lebih tinggi derajatnya, bukan saja lantaran nilai pengetahuan nan disandangnya, tetapi juga kebaikan dan pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, alias tulisan maupun dengan keteladanan.

Dari sini sudah jelas bahwa, kegunaan dan peranan pendidik dalam penyelenggaraan pendidikan Islam menduduki posisi strategis dan vital. Pendidik nan terlibat secara bentuk dan emosional dalam proses pengembangan fitrah manusia didik baik langsung ataupun tidak, bakal memberi warna tersendiri terhadap corak dan model sumber daya manusia nan dihasilkannya.

Oleh lantaran itu, di samping sangat menghargai posisi strategis pendidik, Islam juga telah menggariskan fungsi, peranan dan kriteria alias karakter seorang pendidik.

Selain itu ada empat konsep nan perlu diperhatikan oleh seorang pendidik, yaitu: pertama, mengembangkan potensi (fitrah) peserta didik. Kedua, mengembangkan pengajaran. Ketiga, mencatat seluruh aktivitas peserta didik sebagai pedoman untuk melakukan pembinaan dan proses pendidikan selanjutnya.

Keempat, memformulasikan kondisi nan kondusif dalam mengembangkan sistem pendidikan secara efektif dan efisien serta meminimalisir faktor-faktor nan dapat menghalang pencapaian tujuan pendidikan Islam.

Konsep tersebut bakal terlaksana dengan baik, andaikan seorang pendidik mengetahui tugas dan tanggung jawabnya yaitu: berupaya membantu dan membimbing peserta didik untuk mempunyai Ilmu Pengetahuan nan luas, beradab mulia, dan menguasai keahlian nan bermanfaat, baik bagi diri sendiri dan masyarakat luas.

Dalam penyelenggaraan proses pendidikan Islam, peranan pendidik sangat penting, lantaran dia nan bertanggung jawab dan menentukan arah pendidikan tersebut. Itu pulalah nan menjadi penyebab Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang berilmu pengetahuan nan bekerja sebagai pendidik.

Karena tanpa pendidik, kehidupan manusia selalu berada dalam lingkaran ketentuan Allah dan fitrah manusia dapat dikembangkan secara baik. Sebagai developer fitrah kemanusiaan anak didik, maka pendidik kudu mempunyai nilai lebih dibanding si terdidik.

Tanpa mempunyai nilai lebih, susah bagi pendidik untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik, karena itu bakal kehilangan arah, tidak tahu ke mana fitrah anak didik bakal dikembangkan, serta daya dukung apa saja nan dapat digunakan. Nilai lebih nan kudu dimiliki oleh pendidik Islam mencakup 3 perihal pokok, ialah pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian nan didasarkan nilai-nilai aliran Islam.

Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya mempunyai karakter nan dapat membedakannya dari nan lain. Dengan karakteristiknya, menjadi karakter dan sifat nan bakal menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya. Totalitas tersebut kemudian bakal teraktualisasi melalui seluruh perkataan dan perbuatannya.

Dalam perihal ini, An-Nahlawi membagi karakter pendidik muslim sebagaimana berikut. Pertama, mempunyai watak dan sifat rubbaniyah nan terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola pikirnya.

Kedua, berkarakter sabar dalam mengajarkan beragam pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga, jujur dalam menyampaikan apa nan diketahuinya. Keempat, tanggap terhadap beragam kondisi dan perkembangan bumi nan dapat mempengaruhi jiwa, kepercayaan alias pola berpikir peserta didik. Kelima, berperilaku setara terhadap peserta didiknya.

Demikian penjelasan karakter pendidik ideal dalam Al-Qur’an. Semoga bermanfaat.Wallahu a’lam bisshawaab. [Baca juga: Ketika Rasulullah Ditegur Allah  Sebab Mengabaikan Sahabat Tunanetra]

Selengkapnya
Sumber Info Seputar Islam bincangsyariah
Info Seputar Islam bincangsyariah