BANGBARA.COM - Indonesia bakal menjadi tuan rumah AOFOG Campus 3: PCOS Regional Meeting pada 24-25 Januari 2025 di Jakarta. Acara ini merupakan forum bergengsi nan digelar oleh Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas (REI) AOFOG, membahas Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), gangguan hormonal nan memengaruhi wanita usia subur. Forum ini bakal dihadiri oleh master kesehatan reproduksi dari beragam negara Asia Oseania dan dibuka oleh Presiden AOFOG, Dr. John Tait, berbareng Sekretaris Jenderal AOFOG, Dr. Rohana Haththotuwa.
PCOS menjadi perhatian besar lantaran dampaknya pada kesuburan dan akibat penyakit kronis seperti glukosuria dan gangguan jantung. Di Indonesia, prevalensi PCOS cukup tinggi, namun sering tidak terdiagnosis akibat rendahnya kesadaran masyarakat. Dalam forum ini, para mahir dari beragam negara bakal berbagi penelitian terbaru dan praktik klinis, termasuk penemuan terapi berbasis bahan alami seperti fraksi bioaktif kayu manis dari Indonesia. Prof. Dr. Budi Wiweko, Ketua Komite REI AOFOG, menegaskan pentingnya kerjasama regional untuk menghadapi tantangan kesehatan reproduksi ini.
Acara ini tidak hanya menjadi arena berbagi ilmu, tetapi juga menunjukkan kontribusi Indonesia dalam pengembangan solusi kesehatan reproduksi di tingkat internasional. Dukungan dari perusahaan farmasi domestik, seperti Dexa Medica, memperkuat kerjasama antara akademisi, praktisi, dan industri dalam meningkatkan kualitas hidup wanita di Asia Oseania. Forum ini diharapkan mempererat kerja sama lintas negara dan menciptakan penemuan berbasis bukti nan berfaedah bagi perempuan.
Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology (AOFOG) adalah organisasi regional nan konsentrasi pada pengembangan kesehatan reproduksi di area ini. Didirikan pada 1957, AOFOG menaungi beragam organisasi master kandungan di Asia dan Oseania. Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas (REI) AOFOG, nan diketuai oleh Prof. Dr. Budi Wiweko, aktif mempromosikan penelitian kolaboratif dan edukasi praktisi untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan reproduksi wanita di area Asia Oseania.
Sumber: VRITIMES
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian alias keseluruhan tulisan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: Abdul Kholilulloh