‘HK: Forbidden Super Hero’ alias titel Jepangnya Hentai Kamen adalah movie aksi-komedi Jepang nan dirilis pada tahun 2013, disutradarai oleh Yuichi Fukuda dan diadaptasi dari manga karya Keishu Ando.
Film ini mungkin terdengar seperti lelucon belaka—kisah seorang pahlawan super nan kekuatannya aktif saat dia memakai celana dalam wanita di wajahnya—namun justru itulah kekuatan utama movie ini: parodi tanpa rasa malu nan mengolok-olok segala corak klise superhero dan budaya pop Jepang dengan langkah nan unik dan menghibur.
Meski dari luar tampak sebagai komedi slapstick berisi lawakcabul, ‘HK: Forbidden Super Hero’ menyimpan satire sosial nan lebih pandai dari dugaan awal, dibalut dalam visual absurd dan style bercerita over-the-top unik Jepang.
Ceritanya mengikuti Kyosuke Shikijo (Ryohei Suzuki), seorang siswa SMA biasa dengan latar belakang unik—ayahnya seorang polisi nan mengajarkan keadilan, sementara ibunya adalah dominatrix profesional. Di sekolah, Kyosuke termasuk pemuda pemalu dan biasa saja, namun ketika dia secara tidak sengaja mengenakan celana dalam wanita di wajahnya, dia berubah menjadi “Hentai Kamen”, pahlawan super dengan kekuatan luar biasa nan berasal dari daya gairah seksualnya.
Kyosuke pun mulai melenyapkan kejahatan di kota dengan kekuatannya nan tidak biasa—pose-pose sensual, keahlian akrobatik luar biasa, dan kekuatan otot nan meledak ketika dia berada dalam “mode fetish”. Sementara itu, dia juga mencoba menarik perhatian Aiko Himeno (Fumika Shimizu), siswi baru nan menjadi cintanya.
Alur cerita movie ini cukup formulaik mengikuti jalur klasik pahlawan: kekuatan, konflik, cinta, dan klimaks. Tapi narasi konvensional ini dijungkirbalikkan dengan lawakseksual nan over-the-top, menjadikan perjalanan Hentai Kamen sangat tidak biasa.
Skenario movie ini ditulis dengan sadar bakal absurditasnya. Dialognya sengaja dibuat bombastis, dramatis, apalagi melodramatis—tetapi justru untuk menertawakan langkah movie superhero konvensional membangun narasi. Humor slapstick dan satir seksual terus dilempar tanpa jeda, dari nama jurus seperti “G-string attack” hingga momen slow-motion ala anime nan diparodikan habis-habisan.
Namun di kembali kelucuan nan berlebihan, terdapat subteks menarik tentang maskulinitas, ekspresi seksual, dan gimana masyarakat Jepang memandang tabu serta gairah tersembunyi.
Secara visual, ‘HK: Forbidden Super Hero’ tampil dengan style teatrikal dan kartun. Efek visualnya sengaja dibuat berlebihan, penuh warna-warna mencolok dan ekspresi wajah ekstrem, seolah memvisualisasikan langsung dari laman manga. Desain kostum Hentai Kamen nan hanya mengenakan G-string dan celana dalam di kepala menjadi pemandangan nan konyol tapi ikonik.
Adegan laga digarap dengan koreografi cukup rapi, apalagi meskipun dibungkus dalam nuansa komedi. Efek spesial memang tidak bertaraf blockbuster, tapi justru pas dengan nada parodikal nan diusung movie ini.
Ryohei Suzuki tampil total sebagai Kyosuke/Hentai Kamen. Ia berani secara bentuk dan emosional, memainkan peran nan jelas memerlukan komitmen tinggi terhadap lawakwujud dan absurditas visual. Karakternya berkembang dari pemuda pemalu menjadi pahlawan nan percaya diri, meski dalam bingkai sangat tidak biasa.
Fumika Shimizu sebagai Himeno memberikan kontras manis dalam bumi gila nan diciptakan movie ini, meski peran wanitanya tetap berada dalam stereotip karakter damsel-in-distress nan umum di anime alias manga era 90-an.
Tema dan Satir Sosial
Film ini dengan pandai menyindir beragam aspek budaya Jepang: dari represi seksual, obsesi terhadap celana dalam, sampai absurditas narasi shonen (remaja laki-laki) dalam manga. ‘Hentai Kamen’ juga mengejek style penceritaan movie superhero barat—dari kisah asal-usul dramatis hingga pencarian jati diri—dengan lawakseksual sebagai senjatanya.
‘HK: Forbidden Super Hero’ adalah movie nan tidak cocok untuk semua orang. Tapi bagi mereka nan terbuka terhadap lawakabsurd dan satire budaya pop Jepang, ini adalah intermezo nan segar dan berani. Dengan kesadaran diri nan tinggi, performa akting nan total, dan konsep nan unik, movie ini menawarkan sesuatu nan berbeda di tengah kejenuhan formula movie superhero.
Film komedi tindakan dengan absurditas maksimal, pandai dalam kekonyolannya, dan bisa menyampaikan kritik sosial dengan celana dalam sebagai topengnya.