Jakarta -
Pumping barengan, tetapi hasil Bunda nan lain kenapa lebih banjir ya, Bunda. Rasanya jadi minder, nih. Sebenarnya, apakah hasil pumping gambaran produksi ASI seseorang ya, Bunda?
Menjadi seorang ibu baru, banyak kekhawatiran nan mungkin menghampiri. Ketakutan tak bisa memenuhi ASI dengan baik hingga kekhawatiran tidak dapat merawat bayi secara maksimal menjadi keluhan nan banyak dialami ibu baru.
Hal tersebut normal terjadi kok, Bunda. Jadi, jangan merasa terkucilkan dan merasa sendirian. Kenyataannya, banyak ibu lain di luar sana nan mempunyai keluhan serupa, adalah kekhawatiran apakah bisa mencukupi kebutuhan ASI bayinya dengan baik namalain tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapa banyak ASI nan cukup untuk bayi?
Mencukupi kebutuhan bayi memang berbeda satu sama lain ya, Bunda. Hal ini juga dipengaruhi dengan usia bayi, berat badan, dan gelombang menyusu, serta produksi ASI nan bervariasi dari setiap ibu.
Namun, rata-rata ibu menyusui menghasilkan 25-35 ons ASI per hari, satu hingga enam bulan setelah melahirkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Nancy Mohrbache, seorang konsultan laktasi serta penulis The ‘Magic Number’ dan Long-Term Breastfeeding seperti dikutip dari laman Bswhealth.
Perlu Bunda ketahui bahwa setiap ibu dan bayi berbeda ya, Bunda. Namun, jika berat badan bayi bertambah dengan baik dan produksi popoknya bagus, segala sesuatunya semestinya sudah berada di rel nan benar.
Cara mengetahui apakah bayi mendapat cukup ASI
Jika Bunda menyusui namalain memompa ASI secara eksklusif tetapi berat badan bayi tidak bertambah namalain produksi popoknya sedikit, ini bisa menjadi tanda bahwa produksi ASI Bunda mungkin rendah.
Namun, faktor-faktor lain, seperti bayi pelekatan nan tidak betul pada payudara, tidak hanya menyebabkan penambahan berat badan dan produksi popok nan buruk, namun juga menyebabkan penurunan produksi ASI.
ASI perah sedikit menandakan produksi ASI Bunda minim?
Setiap ibu memang mempunyai skill nan berbeda satu sama lain ketika memproduksi ASI ya, Bunda. Sehingga, satu sama lain tidak bisa disamaratakan. Pun, dengan kebutuhan ASI bayi nan juga mempunyai perbedaan masing-masing.
Mengenai produksi ASI setiap ibu sedianya bekerja berasas prinsip kerja ASI nan dipengaruhi supply and demand. Semakin sering menyusui, maka ASI bakal semakin diproduksi. Hal ini pun bertindak ketika memompa ASI lebih sering juga mendatangkan hasil ASI nan maksimal.
Karena itu, jangan dulu berkecil hati ketika mempunyai ASI perah nan sedikit saat memompanya. Dengan makin sering Bunda memompa tentunya ini menjadi upaya untuk mendorong produksi ASI Bunda lebih banyak ke depannya.
Penyebab pasokan ASI rendah
Ada banyak aspek nan menjadi penyebab pasokan ASI rendah pada ibu. Ragam persoalan tersebut pun tidak saja berbudi pekerti teknis tetapi juga mencakup segala hal, termasuk aktivitas dari ibu menyusui sendiri.
Berikut ini kemungkinan penyebab rendahnya pasokan ASI nan perlu Bunda tahu:
1. Bayi tidak mendapatkan pelekatan baik pada payudara
2. Bunda mulai menggunakan susu formula dan juga menyusui
3. Pernah menjalani operasi tetek nan memengaruhi suplai ASI
4. Menderita mastitis
5. Sedang mengonsumsi pil KB oral nan mengandung estrogen
6. Merokok
7. Penggunaan obat dan herbal dari beberapa jenis obat tertentu
Cara meningkatkan produksi ASI
ASI nan terus menurun produksinya tentu membikin kesedihan tersendiri bagi ibu menyusui. Padahal, beragam langkah sudah dilakukan untuk mendongkrak produksi ASI. Nah, agar lebih maksimal, cari tahu caranya berikut ini ya, Bunda:
1. Stimulasi dan pengosongan payudara
Kunci untuk meningkatkan suplai ASI adalah seringnya stimulasi dan pengosongan payudara. Hal ini mungkin memerlukan waktu dan krusial bagi Bunda untuk mencari saran dan support dari konsultan laktasi, namalain para mahir lainnya untuk mendapatkan saran terbaik, seperti dikutip dari laman Thewomens.
2. Melakukan kontak kulit ke kulit
Pegang bayi dan tempelkan pada tetek dengan keadaan mereka hanya menggunakan popok. Kontak kulit ke kulit secara langsung ini bakal membantu bayi tetap terjaga dan juga meningkatkan pelepasan hormon nan terlibat dalam produksi ASI.
3. Menyusui secara teratur 2-3 jam
Total dalam sehari, penuhi setidaknya delapan kali menyusui bayi. Mereka juga mungkin perlu dibangunkan untuk beberapa kali menyusu agar pengosongan tetek bisa maksimal.
4. Pastikan pelekatannya baik
Dengan pelekatan nan baik, bayi bakal mengisap ASI dengan maksimal. Mereka pun bakal mendapatkan asupan dari ASI dengan baik.
5. Menyusui dua tetek secara bergantian
Ketika Bunda memandang bayi menjadi capek namalain tidak lagi sering menelan, lepaskan bayi dari tetek tersebut dan 'beralih' ke tetek berikutnya. Ulangi pada kedua payudara. Ini bakal memastikan bayi mengeluarkan ASI dengan lebih efisien.
6. Perah ASI setelah menyusui
Memerah ASI setelah menyusui dapat memberikan rangsangan pada tetek secara lebih lanjut. Hal ini juga memastikan tetek terkuras dengan baik dan membantu meningkatkan suplai ASI.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)