BANGBARA.COM - Harga minyak mentah bumi mengalami kenaikan, dengan West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada $74,25 per barel pada 7 Januari 2025. Penguatan ini dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan akibat hukuman terhadap Rusia dan Iran, serta optimisme terhadap permintaan nan meningkat dari Tiongkok. Analis dari Dupoin Indonesia memproyeksikan tren bullish tetap dominan dengan kesempatan kenaikan hingga $75,8 jika momentum positif tetap terjaga.
Selain sanksi, kebijakan pelabuhan di Tiongkok nan melarang kapal minyak bersanksi AS turut memperketat pasokan. Di sisi lain, Arab Saudi meningkatkan nilai minyak untuk pasar Asia, menunjukkan kondisi pasar nan lebih ketat. Cuaca dingin di Amerika Serikat dan Eropa juga mendorong permintaan minyak pemanas, menambah support bagi penguatan nilai minyak.
Namun, beberapa aspek dapat menahan laju kenaikan harga. Tingginya inflasi di area euro, khususnya di Jerman, berpotensi memengaruhi kebijakan suku kembang Bank Sentral Eropa (ECB). Selain itu, parameter teknikal menunjukkan minyak berada di wilayah overbought, nan dapat memicu tindakan jual oleh pelaku pasar. Hal ini dapat membatasi kenaikan lebih lanjut meski prospek jangka pendek tetap positif.
Secara umum, kondisi pasar nan ketat dengan permintaan melampaui pasokan diperkirakan bakal mempertahankan tren positif nilai minyak mentah. Fokus pasar dalam waktu dekat bakal tertuju pada info ekonomi global, termasuk laporan ketenagakerjaan AS, nan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang prospek permintaan minyak di masa mendatang.
Sumber : VRITIMES
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian alias keseluruhan tulisan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: Abdul Kholilulloh