Consignment Stock: Stock Selalu Tersedia Tapi Bayar Belakangan? Simak di Sini Penjelasannya!

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Dalam bumi procurement, salah satu tantangan utama adalah gimana mengelola stok secara efisien tanpa membebani anggaran perusahaan. Salah satu solusi nan sering diabaikan namun sangat efektif adalah consignment stock. 

Teknik ini memungkinkan perusahaan mempunyai stok peralatan nan selalu tersedia tanpa kudu langsung mengeluarkan biaya besar.  Kali ini kita kan membahas apa itu consignment stock, gimana langkah kerjanya, serta manfaatnya bagi perusahaan.

Baca Juga: Pemesanan Ulang Manajemen Persediaan, 5 Tipsnya di Sini

Apa Itu Consignment Stock?

Apa Itu Consignment Stock

Consignment stock adalah strategi di mana supplier menyimpan peralatan di penyimpanan pembeli, tetapi pembeli hanya bayar peralatan nan sudah digunakan alias dijual. 

Artinya, peralatan tetap menjadi milik supplier hingga digunakan oleh pembeli. Teknik ini sering digunakan dalam industri manufaktur, ritel, dan farmasi, di mana kebutuhan stok tinggi, namun perputaran biaya kudu tetap efisien. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur memerlukan komponen tertentu untuk lini produksinya. 

Dengan teknik stok ini, komponen tersebut selalu tersedia di penyimpanan perusahaan. Namun, perusahaan hanya bakal bayar supplier jika komponen tersebut sudah diambil untuk digunakan dalam produksi.

Cara Kerja Consignment Stock

Cara Kerja Consignment Stock

Bagi Anda nan tertarik untuk menerapkan teknik ini, berikut adalah beberapa tahapannya.

1. Kesepakatan Awal

Proses dimulai dengan pembeli dan supplier membikin kesepakatan. Kontrak kudu mencakup jenis barang, jumlah, letak penyimpanan, dan sistem pembayaran. Biasanya, ada juga tenggang waktu di mana peralatan kudu terjual alias diambil oleh pembeli.

2. Pengiriman Barang

Supplier mengirimkan peralatan ke penyimpanan pembeli alias letak nan telah disepakati. Namun, peralatan tersebut tetap menjadi milik supplier hingga digunakan alias dijual.

3. Pemantauan Stok

Supplier dan pembeli kudu bekerja sama untuk memantau pergerakan stok. Teknologi seperti software inventory management dapat digunakan untuk memastikan transparansi info antara kedua belah pihak.

4. Pembayaran

Pembeli hanya bayar peralatan nan telah digunakan alias dijual. Jika ada peralatan nan tidak terpakai dalam jangka waktu tertentu, biasanya bakal dikembalikan ke supplier.

Baca Juga: 7 Alasan Kapan Harus Memilih Pengelola Pengadaan Barang Jasa In-house

Manfaat Consignment Stock

Setelah mengetahui gimana langkah kerja consignment stock, ada beberapa faedah nan bisa Anda dapatkan sebagai berikut.

1. Pengurangan Risiko Keuangan

Dengan consignment stock, pembeli tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli peralatan secara langsung. Ini sangat membantu dalam menjaga arus kas perusahaan tetap sehat, terutama untuk upaya dengan anggaran terbatas.

2. Stok Selalu Tersedia

Salah satu untung terbesar adalah kesiapan peralatan secara terus-menerus. Ini sangat krusial dalam industri nan memerlukan pasokan berkelanjutan, seperti manufaktur dan ritel.

3. Efisiensi Gudang

Karena peralatan konsinyasi tetap menjadi tanggung jawab supplier hingga digunakan, pembeli tidak perlu cemas tentang kerugian akibat peralatan nan rusak alias kadaluarsa selama masa penyimpanan.

4. Hubungan nan Lebih Baik dengan Supplier

Konsinyasi menciptakan hubungan nan lebih strategis antara pembeli dan supplier. Dengan berbagi akibat dan keuntungan, kedua belah pihak condong lebih kooperatif.

5. Kemudahan Perencanaan Produksi

Dengan peralatan nan selalu tersedia, pembeli dapat merencanakan produksi alias penjualan dengan lebih baik. Ini membantu mengurangi gangguan nan mungkin terjadi akibat kekurangan stok.

Baca Juga: 9 Strategi Menghemat Biaya Pengadaan Barang Jasa Tanpa Mengorbankan Kualitas

Tantangan Consignment Stock

Tantangan Consignment Stock

Meskipun consignment stock menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan nan perlu diperhatikan.

1. Pemantauan Stok nan Kompleks

Tanpa sistem nan baik, pemantauan pergerakan stok bisa menjadi rumit, terutama jika jumlah peralatan nan dikelola sangat besar.

2. Kesepakatan nan Rumit

Proses negosiasi perjanjian consignment stock bisa menyantap waktu lantaran melibatkan banyak detail, seperti sistem pembayaran, durasi, dan pengembalian barang.

3. Risiko Supplier

Supplier kudu menanggung akibat lebih besar lantaran peralatan tetap menjadi milik mereka hingga digunakan oleh pembeli. Ini bisa menjadi hambatan bagi supplier kecil.

Mengapa Consignment Stock Relevan di Era Modern?

Di era digitalisasi, consignment stock menjadi semakin relevan lantaran dapat didukung oleh teknologi seperti inventory management software dan info analytics. Dengan teknologi ini, baik pembeli maupun supplier dapat memantau stok secara real-time, sehingga transparansi dan efisiensi meningkat.

Strategi ini juga cocok untuk upaya nan mau mengangkat pendekatan lean dalam supply chain mereka. Dengan sistem stok ini, pembeli dapat mengurangi pemborosan dalam pengelolaan stok, sementara supplier mendapatkan akses ke pasar nan lebih stabil.

Consignment stock adalah teknik procurement nan pandai dan efektif, terutama bagi perusahaan nan mau menjaga arus kas tetap sehat tanpa mengorbankan kesiapan stok. Dengan kerjasama nan baik antara pembeli dan supplier, serta support teknologi nan tepat, strategi ini dapat memberikan untung besar bagi kedua belah pihak.

Jika perusahaan Anda belum menerapkan teknik stok ini, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan strategi ini sebagai bagian dari pengelolaan procurement nan lebih efisien.

Referensi: 

  • https://www.shipbob.com/blog/consignment-inventory/
  • https://www.netsuite.com/portal/resource/articles/inventory-management/consignment-inventory.shtml
  • https://www.aroundtheblock.com/pages/the-advantages-and-disadvantages-of-consignment-stock?srsltid=AfmBOopbov3LmCcu9oFqLo575PNHkWpwf_Chi6qxvz7K-EY8CgOGFPoA
Selengkapnya
Sumber Bisnis dan Ekonomi
Bisnis dan Ekonomi