Jakarta -
Biarpun tetap di dalam perut, karakter anak rupanya juga sudah bisa dipaparkan dari nilai-nilai pembelajaran nan Bunda berikan. Yuk, simak seperti apa langkah corak karakter anak sejak di kandungan.
Rahim sedianya menjadi arena belajar dan bermain sensori bagi bayi. Sejak usia 10 minggu, dia sudah bisa menggeliat dan meregangkan personil badannya. Kemudian, saat bayi mencapai usia 23 minggu, dia bakal dapat mendengar bunyi Bunda dan bunyi orang lain. Bahkan, mungkin dia merespons apa nan didengarnya dengan lebih banyak bergerak.
Selain itu, bayi juga mungkin merasakan makanan nan Bunda makan, dan merespons saat Bunda menyentuh perut besar tersebut. Melalui pengalaman ini bayi mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah lahir seperti dikutip dari laman Baby Center.
Bentuk karakter anak sejak di kandungan
Pembelajaran lainnya nan dapat dilakukan untuk membantu perkembangan kognitif bayi adalah dengan terus berinteraksi pada bayi, termasuk menyanyi dan berbicara. Bunda dapat mulai membacakan cerita, bermain musik, namalain apalagi sekadar berbincang dengan bayi sehingga ini jadi corak pembelajaran sederhana di dalam kandungan, menurut sejumlah penelitian.
Para mahir mengatakan bahwa bayi Bunda mungkin bakal dapat mengingat bunyi dan rasa tertentu dari dalam rahim setelah dia lahir. Menjelang akhir trimester kedua, bayi dapat mulai mendengar. Meskipun soundtrack utamanya adalah dengap jantung, pernapasan, suara, pemompaan darah, dan gemericik pencernaan, dia juga dapat mendengar bunyi teredam dari luar tubuh Bunda.
Memang, tidak ada bukti bahwa memainkan musik klasik pada bayi bakal membuatnya lebih cerdas. Namun, mendengarkan musik adalah langkah nan menyenangkan bagi Bunda berdua untuk melepas lelah. Jadi, mainkan apa pun nan tenang dan menenangkan, dan nikmati musiknya bersama.
Saat Bunda memutar musik untuk bayi dalam kandungan, dengap jantungnya mungkin meningkat dan dia mungkin lebih banyak bergerak. Segera setelah lahir, bayi mungkin merespons musik tertentu nan sering didengarnya di dalam rahim, dengan menjadi lebih resah dan waspada.
Dengan langkah nan sama, bayi mungkin juga menunjukkan bahwa dia mengingat dan merasa terhibur oleh suara-suara lain nan terdengar saat berada di dalam rahim. Ini bisa berupa lagu tema aktivitas TV favorit Bunda namalain cerita nan sering dibacakan kepadanya. Dia mungkin juga lebih menyukai bunyi Bunda daripada orang lain, dan memberikan perhatian ekstra saat Bunda berbicara.
Sebuah penelitian menemukan bahwa jika musik dimainkan saat calon ibu sedang bersantai, musik nan sama bakal menenangkan bayi mereka nan baru lahir. Mereka berhujung menangis, membuka mata, dan mengurangi aktivitas tersentak-sentak. Jadi sepertinya bayi bisa mengasosiasikan pengalamannya di dalam rahim dengan apa pun nan dirasakan ibunya saat itu.
Cara corak karakter anak sejak di kandungan
Ada tiga langkah utama bayi diperkirakan belajar di dalam rahim ya, Bunda. Di antaranya melalui cara-cara berikut ini, Bun:
1. Belajar dari pengalaman
Bayi mengenali suara-suara dan musik nan mereka dengar di dalam rahim, dan ditenangkan olehnya setelah lahir. Mereka juga ditenangkan oleh goyangan dan suara-suara seperti mesin mobil, nan mungkin mengingatkan mereka pada aktivitas dan bunyi tubuh Bunda.
2. Belajar dengan pengulangan
Misalnya, jika Bunda sering mengeluarkan bunyi nan mengkhawatirkan pada bayi di dalam kandungan, dia mungkin tidak bakal terkejut dengan bunyi tersebut saat baru lahir.
3. Belajar melalui pergaulan
Bayi mungkin belajar menghubungkan pengalaman tertentu dengan emosi Bunda saat itu. Misalnya, jika Bunda sering mendengarkan musik tertentu sembari bersantai, musik nan sama mungkin bisa menenangkannya setelah melahirkan.
"Penelitian menunjukkan bahwa apalagi sebelum kelahiran, suasana hati ibu dapat memengaruhi perkembangan anak,” komentar Dr. Catherine Monk, peneliti di Universitas Columbia.
Saat meringkas karya Monk, Anne Murphy Paul dalam cerita sampulnya untuk majalah Time menulis, "Keadaan mental ibu mengandung dapat membentuk jiwa keturunannya." Pengamatan ini dan pengamatan lain nan menyelidiki asal usul janin, studi tentang gimana sembilan bulan kehamilan memengaruhi kegunaan fisik, mental, intelektual, dan emosional serta mencerminkan pengamatan empiris nan telah lama dicatat oleh penyedia kesehatan mental.
Pada masa pertumbuhan janin, otak bagian kanan, nan mengatur efek, perasaan, dan kreativitas, berkembang lebih sempurna dibandingkan otak bagian kiri, nan mengatur bahasa, pemikiran abstrak, dan penalaran. Baru setelah lahir, ketika bayi mendekati usia dua tahun, sisi kirinya berkembang cukup sempurna sehingga skill bahasanya muncul.
Bahasalah nan memungkinkan anak-anak mengubah emosi nan dihasilkan oleh otak kanan mereka menjadi tindakan nan tepat. Perasaan-perasaan nan mengakar ini, meskipun tetap merupakan hatikecil tanpa skill berbahasa, mempunyai pengaruh nan kuat terhadap kepribadian. Pengaruh emosi primitif terhadap perkembangan manusia sangat besar.
Seiring dengan semakin matangnya pengetahuan pengetahuan tentang asal usul janin, Bunda mungkin bakal mempelajari proses dimana janin menyerap komunikasi dari ibu dan bumi luar.
Rahim bukanlah bumi tertutup seperti nan dibayangkan, melainkan sebuah bumi tempat bayi nan sedang berkembang dipengaruhi dengan langkah nan menantang khayalan kita.
Sementara itu, rasa hormat kita tumbuh lantaran mengetahui bahwa meskipun kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan emosi nan sebelumnya disebut "irasional", dasar pemikiran dan emosi tersebut mungkin sudah mengakar kuat seperti dikutip dari laman Psychologytoday.
Berbicara mengenai karakter anak, tidak ada nan tahu pasti apa nan membentuk karakter anak Bunda. Namun, sifat-sifat tertentu sudah terbentuk apalagi sebelum dia lahir.
Misalnya, beberapa calon ibu melaporkan bahwa bayinya sangat aktif di dalam kandungan, dan perihal ini seringkali sesuai dengan tingkat aktivitas Si Kecil di tahun-tahun awal kehidupannya. Dengan kata lain, kepribadiannya mulai berkembang sejak dalam kandungan, apalagi sebelum Bunda melihatnya.
Namun tidak ada keraguan bahwa setelah melahirkan, langkah Bunda meresponsnya juga berperan. Semakin banyak orangtua tersenyum dan menunjukkan kasih sayang positif kepada bayinya, semakin besar kemungkinan dia bakal bersikap responsif dan bahagia.
Berikut ini beberapa langkah nan dapat dilakukan dan dapat memberikan pengaruh langsung pada karakter bayi Bunda:
1. Kembangkan kekuatannya
Anak mempunyai beberapa kualitas nan Bunda setujui (misalnya, dia penuh kasih sayang, lembut dan kooperatif), dan orang lain nan tidak Bunda sukai (dia keras kepala dan mudah marah). Pujilah dia saat dia berperilaku sesuai kemauan Bunda lantaran ini bakal mendorongnya untuk berperilaku serupa.
Selain itu, cobalah mencari kesempatan baginya untuk menggunakan sifat negatifnya dengan langkah nan positif. Misalnya, sifat keras kepala itu baik jika anak berumur satu tahun begitu berambisi untuk menyelesaikan sebuah mainan puzzle sehingga dia tidak mau menyerah.
2. Mendorong sifat-sifat baru
Jika Si Kecil menangis setiap kali dia memandang seekor hewan, Bunda mungkin tergoda untuk mencegahnya melakukan kontak dengan hewan tersebut. Meskipun perihal itu mengurangi momen menegangkan nan Bunda alami bersamanya, perihal itu juga memperkuat perilakunya dan tidak membentuk apa pun seperti dikutip dari laman Asiaone.
Di sisi lain, Bunda dapat meningkatkan ketahanannya dengan mendorongnya untuk mengenal hewan tersebut. Kekhawatirannya bakal berkurang secara berjenjang dan menjadi lebih santai.
3. Hargai individualitasnya
Ingatlah bahwa dia adalah orang nan sangat istimewa, dengan karakter uniknya sendiri. Itulah nan menjadikannya siapa dirinya. Tekanan berlebihan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian tertentu meskipun kualitas-kualitas ini mungkin sangat diinginkan dan dapat membuatnya merasa tidak kondusif dan tidak bahagia. Dia perlu merasa dihargai sebagai individu. Jadi, lakukan pendekatan terukur jika Bunda mencoba membentuk kepribadiannya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)