BANGBARA.COM - Bitcoin (BTC) telah mengalami volatilitas nilai nan signifikan akhir-akhir ini, turun dari support utama di $60.000 ke sekitar $57.000. Penurunan ini disebabkan oleh beragam aspek negatif, termasuk penjualan BTC oleh pemerintah Jerman dan AS, serta pengedaran Bitcoin dari MTGox. Meskipun struktur jangka pendek tetap bearish, minat beli mulai meningkat setelah nilai mencapai $53.500, menunjukkan potensi pemulihan jangka menengah hingga panjang.
Fyqieh Fachrur, trader di Tokocrypto, menyebut bahwa perkembangan mengenai ETF Ethereum dan info CPI AS bisa menjadi katalis nan mendorong nilai Bitcoin kembali ke $60.000. Persetujuan SEC terhadap ETF Ethereum, nan diharapkan pada 18 Juli, dapat memicu short-covering dan reli singkat. Selain itu, parameter oversold saat ini menunjukkan potensi pembalikan jangka pendek.
Potensi kenaikan nilai Bitcoin juga didukung oleh skenario pemulihan pasar. Jika Bitcoin bisa menembus resistensi di kisaran $60.000-$62.000, sasaran berikutnya adalah $63.800. Data historis menunjukkan pola serupa pada tahun 2016 dan 2020, menunjukkan kemungkinan dimulainya reli baru pada Q3 2024. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan lantaran kegagalan menembus level ini bisa memicu tekanan penurunan lebih lanjut.
Investor dapat memanfaatkan fitur Price Alert di aplikasi Tokocrypto untuk mendapatkan notifikasi saat nilai Bitcoin mencapai level nan ditentukan, memungkinkan tindakan sigap sesuai strategi trading mereka. Tokocrypto, didirikan pada 2018 dan didukung oleh Binance, berkomitmen menjadi bursa aset digital terkemuka di Asia Tenggara, menyediakan platform nan mudah, instan, dan kondusif bagi pelanggan.
Sumber : VRITIMES
Editor: Abdul Kholilulloh