Bitcoin Gagal Nanjak? Trader Short Jadi Biang Keladi

– Bitcoin (BTC) tetap tertahan di atas nomor US$ 100.000, tapi belum juga sukses naik lebih tinggi. Apa nan sebenarnya terjadi?

Salah satu analis on-chain dengan nama akun ‘Darkfost’ di media sosial X, penyebab utamanya ada di pasar derivatif, tempat para trader memasang taruhan apakah nilai Bitcoin bakal turun.

Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, banyak trader justru membuka posisi short, ialah taruhan bahwa nilai Bitcoin bakal turun. Hal ini terlihat dari parameter nan disebut cumulative net taker volume, nan terus berada di area negatif sejak Bitcoin menembus US$ 100.000.

Apa Artinya? Penjual lebih garang daripada pembeli. Akibatnya, tekanan jual menjadi lebih besar, dan ini memperlambat laju kenaikan nilai Bitcoin.

“Kondisi ini mencerminkan di kalangan trader. Meski Bitcoin sudah menembus nomor krusial secara psikologis, banyak orang belum percaya bahwa nilai bisa langsung melonjak lebih tinggi ke rekor baru,” ungkap Darkfost.

Darkfost menyebut bahwa perihal ini menyebut banyak trader nan mulai meragukan keahlian Bitcoin untuk mencapai all time high dalam waktu dekat.

Menariknya, pasar sering bergerak berlawanan arah dengan kebanyakan trader. Ketika terlalu banyak orang percaya nilai bakal turun, dan rupanya nilai naik, mereka nan melakukan short kudu buru-buru membeli kembali Bitcoin, ini nan disebut short squeeze.

“Dalam konteks seperti, pasar suka membuktikan bahwa mereka salah,” ujarnya.

Baca Juga: Tembok Jual Akhirnya Muncul, Bitcoin Bakal Nyungsep?

Sementara itu, analis lain berjulukan Daan Crypto Trades juga memberikan pandangan terbarunya. Dari hasil risetnya, dia menjelaskan bahwa Bitcoin saat ini diperdagangkan tepat di bawah area resisten kunci, dengan mengawasi kemungkinan breakout ke fase price discovery. Pergerakan ini terjadi setelah reli tajam di bulan April nan dipicu oleh meredanya ketegangan perdagangan, namun momentum mulai melambat saat BTC berkonsultasi di sekitar level US$ 108.000.

Menurutnya, Bitcoin melonjak setelah ketidakpastian mengenai tarif mereda, apalagi sempat mengungguli pasar saham. Namun ketika pasar tradisional terus menguat, BTC justru tertahan dan masuk ke dalam kisaran sempit antara US$ 90.000 dan US$ 110.000.

“Level tertinggi sepanjang masa ada tepat di atas sana. Kalau nilai kembali masuk ke price discovery, itu bisa menjadi pemicu momentum berikutnya,” kata Daan.

Daan menyebut struktur nilai saat ini sebagai ‘trap in range’, dengan US$ 90.000 sebagai pemisah bawah jangka panjang untuk mempertahankan ekspor spot. Jika nilai menembus di bawah level tersebut, maka perihal tersebut menandakan hilangnya struktur range nan sejauh ini belum pernah terjadi sepanjang siklus ini.

Meskipun tetap optimis secara hati-hati selama nilai di atas US$ 90.000, Daan mencatat bahwa Bitcoin sekarang menunjukkan kelemahan relatif di dekat area resisten, kebalikan dengan kekuatan relatif nan ditunjukkan ketika harganya tetap 20-30 persen lebih rendah bulan lalu.

“Aku tidak bakal kaget jika ada koreksi jangka pendek jika pasar saham terkoreksi duluan. Jangan lupa juga bahwa saham telah naik 30-50 persen hanya dalam sebulan terakhir,” pungkas Daan.