– Dalam podcast Deddy Corbuzier berjudul DIBALIK GENOSIDA PALESTINA, ADA DALANG TAK TERLIHAT.. YAITU..⁉️ISRAEL DAN… Ustad BUYA ARAZZY yang tayang pada tanggal Selasa 07 November 2023, Buya Ar Razy menjelaskan tentang salah satu istri Nabi Muhammad berasal dari Suku Yahudi. Namanya Shafiyyah binti Huyay, sebagai istri Rasulullah nan keturunan Yahudi. Nah berikut riwayat hidup Shafiyah Binti Huyay.
Biografi Shafiyyah adalah putri dari Huyay bin Akhtab, seorang pemimpin Yahudi di Madinah. Shafiyyah menikah dengan Sallam bin Mishkam, seorang Yahudi, namun kemudian bercerai. Pada tahun 628 M, Shafiyyah menjadi tawanan perang setelah Perang Khaibar. Nabi Muhammad kemudian menikahinya.
Dia adalah Ummul Mukminin Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab bin Sa’nah, ayahnya adalah pemimpin Bani Nadhir, dari suku Lewi bin Nabi Allah Israil bin Ishak bin Ibrahim A.s, kemudian dari keturunan Harun bin Imran, kerabat Musa ‘alaihissalam, dan ibunya adalah Barrah binti Samu’il dari Bani Quraidhah.
Dia berbareng ayahnya dan sepupunya di Madinah, ketika Rasulullah SAW mengusir Bani Nadhir, mereka pergi ke Khaibar, dan ayahnya terbunuh berbareng orang-orang nan terbunuh dari Bani Quraidhah.
Kisah ini berangkaian dengan peristiwa penaklukan Khaibar oleh pasukan Muslim pada tahun 628 M. Ketika Khaibar jatuh ke tangan Muslim, beberapa tawanan perang, termasuk wanita Yahudi, diambil oleh pasukan Muslim. Salah satu wanita Yahudi nan ditawan adalah Shafiyyah binti Huyayy.
Seorang sahabat nan berjulukan Tha’labah bin Sa’ya mengusulkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Shafiyyah adalah seorang wanita nan mempunyai nasab dan keturunan nan terhormat, dan dia menyarankan agar Shafiyyah menjadi milik Nabi Muhammad SAW daripada milik Dihyah al-Kalbi, nan awalnya merupakan pemiliknya.
Setelah mendengar usulan ini, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk memenuhi usulan Tha’labah dan memerintahkan Dihyah al-Kalbi untuk membawa Shafiyyah kepada beliau. Kemudian Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk menggantikan Dihyah dengan Shafiyyah, sehingga Shafiyyah menjadi milik beliau.
- Advertisement -
Tindakan ini menunjukkan kepedulian dan perhatian Nabi Muhammad SAW terhadap martabat dan nasab perseorangan nan ditawan, serta kesungguhan beliau dalam memperlakukan tawanan perang dengan setara dan manusiawi. Shafiyyah kemudian menerima Islam dan menjadi salah satu istri Nabi Muhammad SAW. Kemudian beliau menikahi Shafiyyah nan telah memeluk Islam dengan kemerdekaan sebagai maharnya.
Ketika Shafiyyah binti Huyaiy, seorang wanita Yahudi nan baru memeluk Islam, tiba di Madinah setelah Pertempuran Khaybar, para wanita Anshar, masyarakat original Madinah, beramai-ramai mendatanginya untuk memandang paras cantiknya nan terkenal. Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, juga ikut dalam kerumunan tersebut, tetapi dia menutupi wajahnya dengan niqab, kain penutup wajah nan biasa digunakan oleh wanita Muslim.
Nabi Muhammad SAW, nan memandang Aisyah mengenakan niqab, bertanya kepadanya, “Bagaimana Anda bisa memandang (Shafiyyah) jika wajahmu tertutup niqab?”
Aisyah, nan hatinya dipenuhi rasa cemburu, menjawab dengan nada sinis, “Apakah saya bakal memandang seorang wanita Yahudi?”
Nabi Muhammad SAW dengan lembut menegur Aisyah, “Jangan bicara seperti itu, wahai Aisyah. Shafiyyah telah masuk Islam dengan keislaman nan baik dan sempurna.”
Shafiyah binti Huay merupakan istri Rasulullah SAW nan meninggal pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan, tepatnya pada tahun 50 Hijriah. Ia dimakamkan di Baqi, pemakaman umum nan terletak di dekat Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Shafiyah merupakan salah satu istri nan dinikahi Rasulullah SAW lantaran argumen kemanusiaan, ialah sebagai corak pembebasan dari perbudakan.
Demikian penjelasan mengenai riwayat hidup Shafiyah Binti Huyay, istri Nabi dari kalangan Yahudi. Sejatinya, Nabi tidak pernah membenci manusia, lantaran latar belakang sosialnya, baik itu ras, agama, suku, dan bahasa.