BINUS University Dorong Pembangunan Ekosistem AI untuk Masa Depan Indonesia

1 minggu yang lalu

BANGBARA.COM - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, terutama kepintaran buatan (AI), Indonesia memerlukan sistem pendidikan nan adaptif dan visioner. BINUS University berkedudukan sebagai pelopor dalam pengembangan AI di Indonesia, berfokus pada pembentukan generasi muda nan siap memimpin di bumi teknologi. Melalui beragam program pendidikan berbasis AI, BINUS berkomitmen untuk mendukung kemajuan bangsa, mencetak perseorangan nan tak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga bisa mengelola dan mengoptimalkannya untuk kebaikan bersama.

Sejak 2021, BINUS University telah mengintegrasikan teknologi AI dalam beragam aspek operasionalnya. AI digunakan untuk meningkatkan efisiensi penerimaan mahasiswa, mempercepat pengolahan arsip akademik, dan membantu pengambilan keputusan institusional. Langkah ini memberikan faedah nan besar, baik untuk mahasiswa maupun bumi industri, serta mempercepat transformasi digital di lingkungan kampus.

Selain itu, BINUS University memperkenalkan beragam penemuan AI dalam bumi pendidikan, seperti AI Tutor nan mendukung hubungan pengajar dan mahasiswa dengan umpan kembali personal, aplikasi Beelingua untuk pembelajaran bahasa dengan gamifikasi, serta sistem rekomendasi literatur pandai di perpustakaan digital. Dengan pendekatan ini, BINUS memastikan mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar nan relevan dan dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan baik.

BINUS University juga berfokus pada penerapan AI dalam beragam bagian kreatif, seperti animasi berbasis AI dan solusi teknologi untuk UMKM. Inisiatif ini memperlihatkan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem AI global. Melalui kerjasama lintas sektor, BINUS berupaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana AI dapat berkedudukan krusial dalam kemajuan bangsa.

Sumber : VRITIMES

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian alias keseluruhan tulisan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abdul Kholilulloh