Di era digital saat ini, teknologi kepintaran buatan (AI) sudah menjadi pilar nan krusial dalam beragam sektor, termasuk procurement. Industri dan upaya makin berkembang, penerapan teknologi AI di Indonesia pun dalam proses pengadaan membawa banyak manfaat.
Bukan hanya bisa meningkatkan efisiensi, namun teknologi AI juga membawa kelebihan kompetitif bagi suatu perusahaan. Cognitive Procurement adalah pendekatan inovatif dalam proses manajemen pengadaan nan menggabungkan kepintaran buatan (AI) dengan teknologi pemrosesan info sehingga dapat mengoptimalkan proses pengadaan.
Baca Juga: Siap-Siap 6 Teknologi Terbaru Ini Bisa Bikin Hidup Manusia Makin Gampang!
6 Cara Teknologi AI di Indonesia Meningkatkan Efisiensi Procurement
Berikut adalah beberapa langkah di mana AI telah mengubah langkah kerja procurement di Indonesia.
1. Analisis Data dan Prediksi Kebutuhan
Salah satu faedah teknologi AI di Indonesia adalah kemampuannya dalam menganalisis info dalam jumlah nan besar. Dalam procurement, AI bisa menganalisis berasas info historis pengadaan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengadaan di masa depan lebih akurat.
Misalnya AI bsia membantu sebuah upaya memahami kapan periode permintaan tinggi, sehingga upaya Anda bisa merencanakan pembelian lebiha wal. Hal ini juga gak hanya mengurangi akibat kekurangan stok, namun juga bisa mebantu dalam merencanakan anggaran agar tepat sasaran.
2. Administratif Secara Otomatis
Proses procurement sering melibatkan langkah administratif nan menyantap waktu, seperti pengolahan tagihan dan permintaan pembelian. Dengan penerapan teknologi AI di Indonesia, banyak tugas rutin manajemen ini diotomatisasi.
Sebagai contoh, sistem AI bisa secara otomatis memproses dan mengonfirmasi pesanan, memverifikasi faktur, apalagi mengelola persetujuan dokumen.
Dengan otomatisasi ini, perusahaan pun bisa mengurangi waktu untuk tugas administratif, sehingga memungkinkan tim procurement konsentrasi pada tugas nan lebih strategis.
Baca Juga: Cara Pulihkan Akun IG nan Dihack
3. Pemantauan Secara Real Time
AI sangat berkedudukan krusial dalam optimasi rantai pasokan. Teknologi AI di Indonesia bisa membantu memantau rantai pasokan secara real time dan memberi info tentang kesiapan barang, status pengiriman, dan potensi adanya gangguan.
Informasi ini bisa Anda gunakan untuk mengambil keputusan lebih sigap dan efisien. Misalnya jika AI mendeteksi ada keterlambatan pengiriman, maka persahaan bakal segera mencari pengganti alias negosiasi dengan vendor sehingga prosesnya lebih cepat.
4. Evaluasi Vendor
Mencari vendor nan tepat adalah langkah nan krusial dalam procurement. AI bisa membantu perusahaan dalam menyaring dan menilai vendor berasas harga, kalitas produk, dan reputasi.
Adanya algoritma dalam AI nan canggih, bisa merekomendasikan Anda vendor terbaik nan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini bukan hanya menghemat waktu, namun juga meningkatkan kualitas keputusanmu.
Baca Juga: Apa Itu RPA alias Robotic Process Automation?
5. Integrasi dengan Sistem Lain
AI dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya, seperti Enterprise Resource Planning (ERP) dan Customer Relationship Management (CRM).
Adanya kemudahan integrasi ini bisa menciptakan ekosistem nan lebih baik dan memungkinkan info dapat diakses di beragam departemen, sehingga meningkatkan kerjasama dan efisiensi operasional.
6. Teknologi AI di Indonesia Penggunaan Chatbot untuk Dukungan Pelanggan
Penggunaan chatbot berbasis AI dalam proses procurement juga bisa meningkatkan hubungan antara tim procurement dan vendor.
Chatbot dapat menjawab pertanyaan umum, memberikan info status pesanan, dan membantu penyelesaian masalah customer secara cepat. Ini meningkatkan responsivitas dan efisiensi komunikasi.
Penerapan teknologi AI di Indonesia membawa banyak manfaat, terutama procurement. Dengan meningkatkan efisiensi melalui kajian data, otomatisasi proses, optimasi rantai pasokan, dan pengelolaan risiko, perusahaan dapat bersaing lebih baik di pasar global.
Saat ini, teknologi AI bukan lagi pilihan tetapi kebutuhan bagi perusahaan nan mau memperkuat dan berkembang.