RiderTua.com – Pada tahun 2022, untuk pertama kalinya Alvaro Bautista menjadi juara bumi Superbike dan tahun ini dia sukses mempertahankan gelarnya. Ducati menghadiahi pembalap berumur 39 tahun itu dengan entri wildcard MotoGP akhir pekan ini di Sirkuit Sepang Malaysia.
Setelah jarak 5 tahun, Bautista bakal kembali berkompetisi di balapan MotoGP. Dia tahu betul bahwa banyak perihal telah berubah sejak 2018.
Banyak master nan meletakkan kepercayaan besar terhadapnya di tengah panasnya Malaysia, namun Bautista mengecilkan ekspektasinya. “Saya hanya mencoba bersenang-senang. Dalam sebuah tes kita dapat mengembangkan suatu basic selangkah demi selangkah pada balapan akhir pekan, krusial untuk merasakan motor dengan baik agar bisa melaju secepat mungkin. Itu sebabnya saya tidak punya ekspektasi mengenai hasilnya,” ujar rider Spanyol itu.
Dani Pedrosa nan berumur 10 bulan lebih muda dari Bautista, sukses menetapkan standar tinggi. Tes rider KTM itu finis di posisi ke-6 dalam sprint dan ke-7 dalam balapan utama di Jerez. Di Misano apalagi Dani bercahaya setelah dua kali finis di posisi ke-4.
Sambil tersenyum, Alvaro Bautista mengatakan, “Itu menambah tekanan pada saya. Semua orang mengatakan bahwa Dani bisa melakukannya. Tapi kami berada dalam situasi nan berbeda. Dani sering melaju dengan KTM dan sigap di Misano. Dia hanya kurang latihan balapan. Kalau tidak, dia bisa menjadi lebih baik lagi. Bagi saya nan terjadi adalah sebaliknya. Saya sudah berlatih dan mempunyai kecepatan balap nan diperlukan, namun saya kurang berilmu dengan motor ini. Sangat menyenangkan memandang Dani berkompetisi untuk posisi ini. Itu tidak baik bagi saya, lantaran sekarang perihal nan sama juga diharapkan dari saya.”
BTW, Troy Bayliss sukses memenangi GP Valencia pada 2006 dengan wildcard sebagai Juara Dunia Superbike. “Saat itu belum ada ban standar, saya rasa tidak mungkin mengulangi performa seperti itu. Saat ini kepadatan performanya juga lebih tinggi. Bahkan jika catatan waktu kita berdekatan, kita mungkin tertinggal jauh. 20 pembalap dalam 1 detik. Jika kita tertinggal 0,7 detik dari nan pertama, maka itu bagus dalam perihal waktu, namun mungkin sangat jelek dalam perihal posisi. Itu sebabnya saya mengabaikan posisinya dan hanya konsentrasi pada penampilanku,” tegas Bautista.
Bautista menjalani dua kali tes MotoGP di Misano sebagai persiapan, satu kali di bulan Juli dan satu lagi di akhir Agustus. Dia diizinkan menggantikan tes rider Michele Pirro nan cedera untuk ketiga kalinya. “Tapi itu bukan tes bagiku, ini tentang suku cadang baru untuk tahun 2024. Karena aerodinamis dan semua perangkat bantu berkendara, motor hari ini betul-betul berbeda dibandingkan pada balapan terakhirku pada tahun 2018,” ungkap pembalap dari tim Aruba.it Ducati itu.
Bautista menambahkan, “Menurut pendapatku, saat ini kendali penuh pembalap terhadap motor berkurang. Dan sekarang lebih berjuntai pada set-up, elektronik, dan aerodinamis. Saat ini pembalap lebih berjuntai pada motornya daripada keahlian balapnya. Hal ini mungkin tidak baik bagi para pembalap, namun saya memahami bahwa pabrikan mau mempunyai motor terbaik dan sedang melakukan banyak pengembangan. Saya tidak senang dengan semua perangkat bantu berkendara, saya lebih suka membikin perbedaan dengan cengkeraman throttle alias posisi tubuhku.”
Faktor ban tidak boleh diabaikan. Dimana Bautista telah menggunakan Pirelli di Kejuaraan Dunia Superbike sejak 2019, sedangkan Michelin digunakan di MotoGP. Pemenang balapan SBK 59 kali ini mengatakan bahwa batasannya terasa lebih baik dengan Pirelli, tetapi Michelin mempunyai stabilitas nan lebih baik.
Yang istimewa, Bautista bakal bekerja dengan dua kepala kru sekaligus di Sepang. “Marco Palmerini adalah ketua kru tim penguji, tapi ketua kru saya Giulio Nava juga berada di sini. Palmerini mengenal motor dengan sangat baik sementara Nava sudah mengenalku. Kami menyatukan pengetahuan ini dan semoga dapat memanfaatkannya secara maksimal,” pungkas suami Grace Barroso itu.