Menjaga kesehatan tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas upaya Anda. Karyawan nan sehat menurunkan jumlah libur sakit dan terhindar dari kecelakaan saat bekerja. Perusahaan perlu membikin lingkungan kerja lebih sehat agar tenaga kerja bisa bekerja dengan kondusif dan nyaman. Karyawan bisa menjalin hubungan nan lebih kuat dengan pengguna dan bisa melayani dengan profesional.
Karyawan nan sehat juga bisa menghemat biaya perawatan kesehatan dan asuransi. Karena sudah sehat, jadi tidak butuh pengobatan nan mahal. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra di luar penghasilan untuk menanggung biaya berobat. Karyawan juga tidak perlu libur sehingga bisa mencapai targetnya.
Upaya menjaga kesehatan tenaga kerja juga berfaedah untuk memperoleh retensi tenaga kerja lebih tinggi. Karyawan merasa lebih nyaman dan kondusif saat bekerja. Ujung-ujungnya jadi lebih merasa senang saat bekerja. Jumlah tenaga kerja nan resign lebih berkurang jadi tidak menyulitkan senior untuk mengajari tenaga kerja baru terus menerus.
Berikut ini beberapa tips nan bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tenaga kerja di perusahaan Anda.
1. Sediakan Program Kesehatan Karyawan
Perusahaan perlu menyediakan program kesehatan nan terkoordinasi dan komprehensif. Sediakan akomodasi agunan kesehatan alias asurasi agar tenaga kerja tidak pusing saat kudu berobat. Asuransi kesehatan membikin tenaga kerja lebih tenang lantaran merasa kesehatannya dijamin dan diperhatikan perusahaan. Tunjangan alias asuransi kesehatan bisa berupa menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan, alias memberi asuransi tambahan di luar BPJS.
2. Membuat Fasilitas Kebugaran di Kantor
Perusahaan juga bisa memberi akomodasi kebugaran di kantor. Tujuannya agar tenaga kerja rutin melakukan aktivitas bentuk untuk membakar kalori berlebih. Aktivitas pekerjaan nan dominan duduk di depan laptop tidak membakar banyak kalori. Saat berolahraga, tubuh bakal mengeluarkan hormon endorfin nan dapat meningkatkan mood dan membikin pikiran lebih rileks. Hormon ini dapat mengurangi sakit dan memberi daya positif. Daya tahan tubuh lebih kuat sehingga tidak mudah sakit.
3. Memiliki Program Manajemen Stress
Selain fisik, kondisi mental tenaga kerja juga perlu diperhatikan. Dibutuhkan program unik berupa manajemen stress untuk mengatasi tekanan mental dan tantangan di tempat kerja. Manajemen stress bisa meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan produktivitas lantaran mereka bekerja lebih konsentrasi dan tenang. Program ini juga membikin tenaga kerja lebih merasa dihargai.
Program manajemen stress juga berkedudukan dalam menghemat biaya perusahaan nan berangkaian dengan kesehatan karyawan, seperti: biaya konsultasi, asuransi, kompensasi (reimburs), dan absensi. Manajemen stress menciptakan budaya perusahaan nan positif, sehat, dan harmonis. Komunikasi antar tenaga kerja melangkah dengan baik. Kerjasama antar tenaga kerja terus terjadi sehingga mengurangi konflik.
4. Mengatur Jam Kerja Seimbang
Sebelum membikin peraturan mengenai jam kerja, sebaiknya komunikasikan dulu mengenai jam kerja efektif nan bertindak di perusahaan. Jika memungkinkan minta masukan ke tenaga kerja tentang agenda kerja nan sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan. Pemilik upaya juga kudu mengenali jam sibuk operasional bisnis. Tempatkan jumlah tenaga kerja nan tepat di setiap shift agar tidak terjadi kelebihan alias kekurangan tenaga kerja.
Buatlah agenda kerja nan jelas dan transparan. Bagikan agenda kerja nan bisa diakses kapan saja, misalnya melalui aplikasi alias email. Untuk pekerjaan nan sifatnya shifting, sebaiknya rutin lakukan rotasi agar tenaga kerja tidak terus menerus bekerja di jam nan sama. Selain itu, langkah ini juga membikin tenaga kerja bisa menyesuaikan agenda kerja dengan ritme tubuh mereka.
Untuk menghindari kelelahan tenaga kerja akibat terlalu lama bekerja, patuhi patokan jam kerja maksimal 8 jam sehari alias 40 jam seminggu nan ditetapkan Undang Undang. Berikan kompensasi nan layak untuk tenaga kerja nan lembur. Jam kerja nan seimbang bisa bantu menjaga kesehatan tenaga kerja jika dibarengi program penunjang kesehatan lainnya.
5. Sediakan Alat Penunjang Kesehatan alias Medis
Pandemi Covid 19 nan terjadi di tahun 2020 sampai 2021 jadi pelajaran perusahaan untuk menyediakan alat penunjang kesehatan dan medis di lingkungan kerja. Mulai dari tempat cuci tangan, sabun antiseptik, semprotan desinfektan, pembersih udara (Air Purifier), dan lainnya sebaiknya sudah ada di tempat kerja. Sediakan masker dan sarung tangan untuk mencegah penularan virus, bakteri, dan polusi di kantor.
6. Memberi Motivasi dan Dukungan Psikologis
Menjaga kesehatan tenaga kerja bisa dimulai dari rutin memberi motivasi dari pemimpin ke bawahan. Karyawan nan merasa termotivasi bakal lebih semangat saat bekerja. Motivasi nan diberikan oleh ketua perusahaan perlu dilakukan dan dikemas dalam corak town hall meeting. Dengan begini, tenaga kerja merasa diperhatikan oleh ketua paling atas dari perusahaan.
Perusahaan juga bisa bekerjasama dengan para leader untuk memantau kesehatan mental karyawan. Jika ada tenaga kerja nan terlihat kurang semangat bisa diajak bicara langsung. Semakin rutin komunikasi dengan bawahan lebih baik untuk mengurangi tekanan pekerjaan. Jika butuh support profesional, perusahaan bisa menghubungi psikolog alias psikiater jika ditemukan tenaga kerja dengan masalah nan cukup berat.
7. Membuat Program Seminar Kesehatan
Program seminar kesehatan untuk tenaga kerja bantu tenaga kerja untuk memahami kondisi bentuk dan mentalnya. Tema kesehatan nan dibawa bisa berangkaian dengan masalah kesehatan nan sering dialami karyawan. Seminar bisa dilaksanakan secara offline di instansi alias online. Untuk tenaga kerja nan tidak bisa hadir, rekam saja materi seminar dan bagikan slide dari pembawa acara. Minta masukan ke tenaga kerja untuk materi seminar selanjutnya.
8. Komunikasi Rutin dengan Karyawan WFH
Karyawan nan kerja di rumah (WFH – Work From Home) juga butuh diperhatikan. Apalagi pemimpin alias HRD tidak bisa memantau kondisi kesehatan tenaga kerja secara langsung. Karena lolos dari pengamatan langsung dikhawatirkan tenaga kerja melakukan pola hidup tidak sehat nan berakibat ke menurunkan kesehatannya.
Buat program komunikasi dua arah untuk mengingatkan tenaga kerja menerapkan pola hidup sehat, seperti:
- Tetap bangun pagi dan sarapan dengan makanan sehat
- Berjemur di pagi hari untuk meningkatkan kesehatan tulang dan suasana hati
- Duduk dengan posisi nan betul dan rutin berdiri alias melangkah tiap 1 jam sekali
- Adakan pertemuan secara rutin untuk menjaga hubungan sosial dan mengurangi stress
- Konsumsi vitamin C dan multivitamin untuk jaga daya tahan tubuh.
Menjaga kesehatan tenaga kerja bisa dengan beragam langkah menarik. Tidak perlu mahal, cukup sediakan alat penunjang kesehatan nan paling vital saja. Sediakan asuransi agar tenaga kerja merasa tenang saat dirinya alias keluarganya sakit. Karyawan nan bekerja di instansi alias WFH perlu komunikasi rutin dengan pemimpin untuk menjaga hubungan sosial dan mengurangi tekanan pekerjaan.