Ada beberapa kekurangan jualan online di marketplace nan perlu dipertimbangkan brand. Mengalihkan penjualan dari offline ke online butuh banyak persiapan. Jualan online di marketplace adalah langkah termudah dan murah untuk berjualan. Tidak perlu buat website dan rekrut tenaga kerja untuk mengurusi teknis dan meningkatkan trafik.
Brand juga meningkatkan penjualan lebih tinggi daripada buka toko offline. Jangkauan produk dan promo lebih luas lantaran marketplace-marketplace ternama di Indonesia punya banyak pengguna setia di beragam daerah. Biaya iklan nan dikeluarkan lebih sedikit, tidak perlu iklan di media massa. Cukup beriklan di promo tematik alias iklan di kolom pencarian agar tampil paling atas.
Sebagai pemilik brand nan sudah punya nama besar dan channel penjualan beragam, ada beberapa perihal nan perlu Anda pertimbangkan saat jualan online di marketplace. Beberapa tantangan dalam berdagang di marketplace di bawah ini sudah datang dengan solusinya. Dengan begitu, brand Anda bakal lebih siap saat terjun ke bumi online.
1. Persaingan Produk dan Harga nan Tinggi
Salah satu tantangan utama untuk brand nan jualan online di marketplace adalah menghadapi persaingan nan sangat ketat. Walaupun Anda bebas jual produk alias jasa dan menentukan harganya, namun ada banyak saingan dari ribuan merchant lain di marketplace. Ada merchant nan jual produk Anda (yang didapat dari distributor), jual produk sejenis dari merk lain, dan jual produk substitusi nan membikin produk Anda tidak dibutuhkan lagi.
Solusi untuk menghadapi persaingan adalah Anda kudu mendaftar sebagai merchant official. Tujuannya agar konsumen lebih percaya membeli produk di toko Anda, daripada di toko lain. nan kedua, tentukan nilai nan kompetitif, jika memungkinkan berikan bingkisan tambahan. nan ketiga, lengkapi penjelasan produk dengan komplit untuk memudahkan pengguna memahami produk Anda. Terakhir, manfaatkan jasa iklan di marketplace agar produk Anda tampil di urutan teratas di pencarian.
2. Sulit Mengembangkan Branding Produk
Jika volume penjualan sudah sangat tinggi, jangan biarkan brand Anda terlalu berjuntai ke marketplace. Salah satu tantangan dalam jualan online marketplace adalah saat mau beranjak ke channel penjualan lain, alias mau mengembangkan channel penjualan nan sudah ada. Brand kesulitan membangun brand lantaran pengguna lebih mengingat nama marketplace, bukan brand Anda.
Konsumen nan terlalu nyaman bertransaksi di marketplace jadi tantangan bagi brand nan mau mengembangkan channel penjualan baru. Untuk mengurangi biaya dari komisi penjualan marketplace, beberapa brand mau membikin toko online sendiri. Namun, fitur dan tampilan UI nan dibuat kudu setara dengan marketplace nan ada. Akan tetapi investasi biaya nan dibutuhkan pasti lebih besar, dan hasilnya belum tentu maksimal.
3. Kesulitan untuk Akuisisi Pelanggan
Berbeda dengan jualan di website sendiri, Anda tidak bisa tanam kode tracking Google Analytic alias FB Pixel untuk mengenali karakter pelanggan. Semua transaksi nan datang di marketplace hanya berisi nama pembeli, info informasi diri singkat, dan alamat. Cukup susah untuk mempelajari lebih dalam tentang pengguna nan beli melalui marketplace.
Untuk menangani masalah ini, Anda bisa menghubungi pihak marketplace untuk berkonsultasi. Bisa juga dengan meminta masukan mengenai seperti apa karakter pengguna nan banyak beli produk sejenis di websitenya. Anda juga bisa buat survei singkat dengan mencantumkan link survei di bungkusan produk untuk mengenal lebih dalam tentang konsumen setia Anda di marketplace.
4. Integrasi Banyak Akun Masih Manual
Marketplace nan bagus di Indonesia tidak hanya ada satu. Jenis marketplace juga berbeda-beda. Ada nan konsentrasi jualan ke konsumen B2C ada juga jual produk ke konsumen B2B dan pemerintah. Untuk meningkatkan penjualan, sebaiknya Anda punya akun penjual di banyak marketplace. Jualan online di marketplace B2C punya volume penjualan lebih banyak, tapi jumlah produk nan dibeli lebih sedikit. Sebaliknya, marketplace B2B punya volume penjualan lebih sedikit, namun sekalinya dapat pesanan, kuantitasnya bisa sangat banyak.
Mengintegrasikan banyak akun, seperti input produk, penjelasan produk, dan memastikan agar nilai jualnya selalu sama dan up to date cukup merepotkan. Input campaign baru di banyak marketplace juga butuh waktu dan tenaga. Belum lagi jika Anda kudu menghubungi pihak marketplace jika mau ikut promo musiman tertentu.
Walaupun ada penyedia sistem untuk mengelola akun merchant, namun untuk menggunakan sistemnya kudu mengeluarkan biaya tambahan. Ujung-ujungnya Anda tetap kudu memerlukan tenaga kerja tambahan untuk mengoperasikan sistem tersebut. Dan Anda tetap kudu bayar komisi penjualan setiap transaksi dari marketplace.
5. Butuh Karyawan untuk Kelola Banyak Akun Merchant
Semakin banyak akun merchant nan kudu dikelola, semakin banyak tenaga kerja nan butuh direkrut. Tidak hanya admin, Anda juga butuh tenaga kerja unik untuk berasosiasi dengan Account Manager setiap marketplace. Selain bayar gaji, Anda perlu tambahan biaya tunjangan tenaga kerja lainnya. Belum lagi kudu bayar sistem kelola banyak akun marketplace (kalau Anda pakai), dan bayar komisi penjualan ke marketplace.
Solusi untuk masalah jualan online di marketplace ini adalah dengan hubungi tim Bhinneka. Kami bisa buat akun dan kelola semua akun merchant Marketplace Anda. Kebutuhan tenaga kerja untuk kelola saya merchant jadi berkurang. Semua urusan transaksi, tambah produk, pembaruan harga, pembaruan spesifikasi, dan ubah banner campaign terbaru bisa dikerjakan oleh tim kami. Semua nan Anda butuhkan untuk jualan online di marketplace tinggal terima beres.