Memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) nan tepat dan bergizi krusial untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Mengutip laman Kemenkes, bayi berumur 6 bulan memerlukan MPASI untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, unsur besi, vitamin D, seng, dan vitamin A.
Salah satu sumber protein untuk MPASI nan sering disarankan adalah ikan, namun tidak semua jenis ikan kondusif untuk dikonsumsi oleh bayi. Bunda perlu mengetahui jenis-jenis ikan nan tidak boleh diberikan dalam MPASI.
Ikan memang mengandung banyak nutrisi nan baik untuk bayi, seperti protein, omega-3, dan vitamin D. Namun, ada beberapa jenis ikan nan sebaiknya dihindari lantaran kandungan merkuri nan tinggi dan mempunyai potensi alergi pada Si Kecil.
Sebagai contoh, ikan tongkol dan ikan dori kerap dianggap kurang kondusif untuk bayi lantaran potensi kandungan merkuri nan bisa membahayakan. Dengan begitu, ibu perlu memilih ikan nan bagus untuk MPASI seperti salmon namalain ikan kembung nan lebih rendah merkuri.
Takaran porsi nan tepat bakal membantu bayi mendapatkan nutrisi tanpa akibat kelebihan merkuri namalain unsur rawan lainnya. Disarankan untuk memberikan ikan dalam jumlah nan mini dan bertahap, serta memperhatikan reaksi alergi nan mungkin muncul.
Ikan patin adalah salah satu jenis ikan nan sering kali disarankan untuk MPASI lantaran teksturnya nan lembut dan mudah dicerna oleh bayi. Namun, pastikan ikan tersebut diolah dengan langkah nan benar, seperti dikukus namalain direbus, untuk menjaga kandungan nutrisinya.
Selain ikan patin, ikan pindang juga bisa menjadi pilihan nan baik untuk MPASI, asalkan diolah dengan langkah nan tepat. Menghindari penggunaan ramuan nan terlalu kuat dan memastikan kebersihan ikan sebelum diolah adalah langkah krusial nan kudu ibu lakukan.
Dengan memahami jenis-jenis ikan nan tidak boleh untuk MPASI bayi serta langkah mengolahnya dengan betul bakal membantu Bunda memberikan nutrisi nan optimal untuk bayi.
17 Jenis ikan nan tidak boleh untuk MPASI bayi dan bahayanya
Ikan memang mempunyai kandungan protein nan tinggi, tetapi ada beberapa jenis ikan nan perlu Bunda hindari saat mengolah MPASI untuk Si Kecil. Mengutip laman Dr. Axe, terdapat jenis ikan nan perlu Bunda hindari:
1. Ikan nila
Meski ikan nila terkenal dan sering dijadikan pilihan lantaran harganya nan terjangkau dan rasanya nan enak. Tetapi, sebagian orang menilai bahwa konsumsi ikan tersebut lebih jelek dari daging babi asap. Menurut sebuah studi tahun 2008 nan diterbitkan dalam Journal of the American Dietetic Association, mengonsumsi ikan nila dapat memicu peradangan.
Pada dasarnya, ikan nila mempunyai kadar masam lemak omega-3 nan sangat rendah. Lebih jelek lagi, ikan nila mengandung kadar masam lemak omega-6 nan tinggi, sehingga berisiko menyebabkan peradangan pada tubuh.
Jika dibiarkan, tingkat peradangan nan tinggi dalam tubuh dapat memperburuk indikasi gangguan autoimun dan dapat dikaitkan dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan glukosuria kedepannya, Bunda.
2. Ikan kod atlantik
Layaknya ikan besar lainnya, ikan kod Atlantik terkontaminasi merkuri dan polutan lingkungan lainnya, sehingga rawan bagi kesehatan, terutama bagi bayi dan anak-anak, Bunda.
Menurut Oceana, para intelektual menilai bahwa ikan kod Atlantik juga mengalami penurunan populasi nan signifikan akibat penangkapan ikan nan berlebihan. Mengonsumsi ikan ini dapat memperburuk kondisi populasi nan sudah kritis.
Bunda lebih disarankan untuk memilih ikan kod Alaska jika mau mengonsumsi minyak hati ikan kod, lantaran ikan tersebut ditangkap dengan tali pancing panjang, bubu, namalain jig.
3. Ikan pipih atlantik (ikan halibut atlantik, ikan flounder, dan ikan sole)
Seperti ikan kod Atlantik, ikan pipih Atlantik juga mengalami penurunan populasi akibat penangkapan ikan nan berlebihan dan terkontaminasi merkuri nan tinggi, sehingga rawan untuk dikonsumsi, terutama bagi bayi dan anak-anak, Bunda.
Melalui hasil investigasi pada tahun 2014, hasil budidaya ikan halibut di California nan menggunakan jaring insang diidentifikasi sebagai salah satu nan terburuk, sehingga mempengaruhi kualitas ikan tersebut.
4. Ikan kaviar
Ikan kaviar tidak direkomendasikan untuk makanan utama maupun MPASI. Ikan ini juga sangat rentan terhadap kepunahan di seluruh wilayahnya. Tanpa perlindungan lebih lanjut dan penegakan norma nan lebih ketat atas upaya konservasi nan ada, ikan nan sering dikenal paling menarik di bumi ini bakal lenyap selamanya.
5. Ikan bass laut chili
Jenis ikan ini mengalami penurunan populasi akibat penangkapan ikan nan berlebihan. Selain itu, ikan ini juga mempunyai kadar merkuri nan tinggi sehingga menjadi masalah kesehatan, terutama bagi bayi dan anak-anak, Bunda.
6. Belut
Seafood Watch di Akuarium Monterey Bay tidak merekomendasikan belut sebagai bahan makanan, terutama pengolahan sushi lantaran condong lambat untuk matang.
Bahkan, belut juga mudah menyerap dan menyimpan bahan kimia dan kontaminan berbahaya, seperti poliklorinasi bifenil (PCB) dan penghambat api. Alhasil membahayakan kesehatan tubuh khususnya bayi dan anak-anak, Bunda.
7. Ikan salmon nan dibudidayakan
Sebagian besar salmon "Atlantik" nan dipasarkan adalah hasil budidaya perikanan. Dalam prosesnya, ikan tersebut hidup berdampingan dengan pestisida, kotoran, bakteri, dan parasit.
Lagi pula, penelitian menunjukkan bahwa salmon budidaya lebih mungkin mengandung kontaminan rawan seperti PCB, polutan nan mengenai dengan resistensi insulin, obesitas, kanker, dan stroke. Sebagai alternatif, Bunda dapat memilih salmon Alaska nan ditangkap di alam liar.
8. Ikan lele impor
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa 70 hingga 80 persen sampel ikan lele terkontaminasi oleh kuman Vibrio, kuman ini merupakan mikroba penyebab sebagian besar kasus keracunan kerang.
Bahkan, metode budidaya ikan ini merusak kehidupan sungai dan lahan basah nan penting, sehingga menyebabkan ikan berenang di limbah dan lumpur. Ikan lele juga sering diobati dengan beragam macam antibiotik, serta pestisida dan disinfektan.
9. Udang budidaya impor
Banyak orang menggemari udang sebagai makanan nan baik untuk dikonsumsi. Padahal, sekitar 90 persen udang nan dikonsumsi sebenarnya tidak bagus untuk dikonsumsi.
Pada tahun 2009, peneliti Italia menemukan bahwa 4-hexylresorcinol, bahan tambahan makanan nan digunakan untuk mencegah perubahan warna pada udang, menyebabkan pengurangan jumlah sperma pada laki-laki dan meningkatkan akibat kanker tetek pada wanita.
Tak hanya itu, tambak-tambak udang biasanya diolah dengan bahan kimia dan pestisida berbahaya, seperti senyawa malachite green, rotenone, dan organotin, nan semuanya dapat berakibat jelek pada kesehatan, terutama untuk bayi dan anak-anak, Bunda.
10. Kepiting raja alaska impor
Kepiting raja impor alaska tidak direkomendasikan sebagai MPASI, lantaran penangkapan dan proses pengolahannya condong tidak lazim di Rusia. Hal ini dikhawatirkan dapat memengaruhi kondisi kesehatan tubuh, terutama pada bayi dan anak-anak, Bunda.
11. Sembeliak
Ikan sembeliak mempunyai kadar merkuri nan tinggi, sehingga rawan untuk dikonsumsi dalam jumlah nan besar. Tidak direkomendasikan untuk makanan bayi dan anak-anak lantaran dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain itu, ikan ini juga bertumbuh secara melambat dan mengakibatkan kepunahan.
12. Hiu
Kadar merkuri ikan hiu lebih tinggi daripada ikan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ikan hiu tidak layak untuk dikonsumsi pada makanan maupun suplemen, terutama pada bayi dan anak-anak, Bunda.
Ikan hiu juga mengalami keterlambatan pertumbuhan nan menyebabkan tidak mempunyai banyak keturunan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ikan ini mulai mengalami kepunahan.
13. Ikan tuna sirip biru atlantik
Walaupun ikan ini bagus untuk olahan sushi. Namun, jumlah populasinya mulai menurun lantaran penangkapan ikan nan berlebihan, sehingga Bunda perlu menghindari ikan ini untuk dikonsumsi.
Selain penurunan populasi, ikan nan sering disebut sebagai predator besar ini juga mempunyai kadar merkuri nan lebih tinggi, sehingga rawan untuk kesehatan bayi dan anak-anak, Bunda.
14. Ikan todak
Ikan predator besar ini mempunyai kandungan merkuri nan tinggi. Sampai-sampai Environmental Defense Fund merekomendasikan untuk menghindari ikan ini lantaran rawan bagi kesehatan wanita dan anak-anak.
15. Ikan tenggiri raja
Jenis ikan ini kaya dengan omega-3 nan menyehatkan, namun Badan Pengawas Obat Amerika, Food and Drug Administration (FDA) menuturkan bahwa ikan tenggiri raja dan ikan tenggiri Spanyol mengandung kadar merkuri tinggi sehingga membahayakan kesehatan tubuh, terutama pada wanita dan anak-anak, Bunda.
Disarankan Bunda untuk memilih ikan tenggiri Atlantik nan kaya bakal omega-3, rendah merkuri, dan dinilai sebagai pilihan utama dalam perihal kesehatan dan keberlanjutan.
16. Kerapu
Ikan kerapu mempunyai kadar merkuri nan cukup tinggi sehingga membahayakan kesehatan tubuh, terutama pada bayi dan anak-anak, Bunda.
17. Ikan sturgeon
Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, ikan sturgeon lebih terancam punah dibandingkan golongan jenis lainnya. Maka dari itu, jenis ini tidak direkomendasikan sebagai menu olahan MPASI untuk Si Kecil, Bunda.
15 Jenis ikan nan bagus untuk MPASI bayi
Meski ada beberapa jenis ikan nan rawan lantaran mengandung merkuri tinggi. Tetapi banyak jenis ikan nan kondusif dan bagus untuk MPASI bayi. Mengutip beragam sumber, berikut jenis ikan nan bagus untuk MPASI bayi. Simak selengkapnya, Bunda.
1. Ikan salmon
Mengutip kitab Diary MPASI oleh Budi Sutomo, ikan salmon direkomendasikan untuk olahan MPASI bayi lantaran mengandung protein tinggi nan baik untuk pertumbuhan badan dan otak bayi. Bahkan, ikan ini juga mengandung masam lemak omega-3, DHA, dan EPA nan berdomisili dalam pertumbuhan dan perkembangan kegunaan otak. Namun, pastikan ikan salmon bukan hasil dari budidaya perikanan ya, Bunda.
2. Ikan gabus
Mengutip laman Vinmec International Hospital, ikan gabus mempunyai banyak kegunaan untuk meningkatkan daya Si Kecil, ikan ini juga mempunyai kandungan protein nan tinggi, vitamin AA nan membantu tubuh merespon unsur asing nan dianggap rawan oleh tubuh dengan mengaktifkan sistem imun. Terlebih, vitamin DHA merupakan unsur nan membantu pemulihan tubuh Si Kecil ketika diserang penyakit.
3. Sarden
Mengutip laman Healthline, ikan sarden merupakan sumber masam lemak omega-3 nan digunakan untuk mencegah penyakit jantung dengan sifat anti-inflamasinya. Asam lemak omega-3 juga berfaedah mengurangi akibat penggumpalan darah dan menurunkan tekanan darah.
Jenis ikan ini juga mengandung banyak vitamin seperti B-12 nan membantu sistem kardiovaskular dan memberi daya untuk Si Kecil. Bahkan, vitamin D berfaedah untuk kesehatan tulang nan baik sepanjang hidup Si Kecil.
Sarden juga merupakan sumber kalsium nan sangat baik. Ikan ini digunakan sebagai pengganti bagi Si Kecil nan intoleran laktosa namalain alergi terhadap produk susu dalam memenuhi kebutuhan kalsium untuk kesehatan tulangnya.
4. Ikan patin
Ikan patin merupakan salah satu ikan tawar nan mempunyai kandungan gizi nan sangat banyak. Mengutip laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dalam 100 gram ikan patin terdapat daya sebesar 132 kkal, protein sebesar 17 gram, lemak sebesar 6,60 gram, dan karbohidrat sebesar 1,10 gram.
Jenis ikan ini juga mempunyai banyak vitamin seperti vitamin B1, B2, B3 nan berfaedah untuk pelepasan daya melalui metabolisme dan mendukung sistem saraf. Selain itu, vitamin ini juga berfaedah untuk mencegah gangguan tidur, mudah tersinggung, kelelahan, dan anemia, Bunda.
5. Ikan cakalang
Dalam 100 gram ikan cakalang mengandung daya sebanyak 204 kkal, protein 34,2 gram, lemak 5,6 gram. Terlebih, nutrisi nan menjadi unggulan dan terkandung dalam ikan cakalang adalah vitamin B1, vitamin B2 nan berfaedah untuk pelepasan daya melalui metabolisme dan mendukung sistem saraf, vitamin A dan fosfor untuk menstimulasi produksi sel darah putih nan berdomisili dalam pembentukan tulang, menjaga dan mendukung pertumbuhan sel-sel tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Ikan lele
Jenis ikan ini cocok sebagai bahan untuk MPASI bayi. Mengutip laman WebMD, ikan lele mempunyai nutrisi vitamin B-12, protein, dan omega-3 nan berfaedah untuk melancarkan peredaran darah, membangun daya dan menjaga kesehatan jantung. Bahkan, harganya pun cukup terjangkau dan mempunyai kalori nan rendah adalah 98 kkal/100 gram daging, Bunda.
7. Ikan trout
Bunda dapat memilih ikan trout sebagai MPASI Si Kecil lantaran kaya bakal protein sebanyak 17,4 gram. Mengutip laman Verywell Fit, jenis ikan ini juga mempunyai kandungan seperti 103 kkal, vitamin A, vitamin B-12, vitamin D dan mineral nan tinggi adalah kalsium, kalium, magnesium dan niasin nan mendukung pertumbuhan Si Kecil.
8. Ikan teri
Mengutip laman Solid Starts, ikan teri termasuk jenis ikan nan mempunyai merkuri nan rendah sehingga kondusif untuk dikonsumsi bayi dan anak-anak. Ditambah lagi, ikan ini juga mengandung kaya protein dan masam lemak omega-3 nan sangat baik, terutama DHA nan berfaedah untuk perkembangan visual dan kognitif.
Jenis ikan ini juga mengandung banyak nutrisi seperti kalsium, unsur besi, seng, dan kolin, serta vitamin B6, B12, dan E untuk mendukung perkembangan tubuh Si Kecil.
9. Ikan tenggiri
Mengutip laman Vinmec International Hospital, ikan tenggiri merupakan jenis ikan laut nan lezat, kaya protein dan lemak. Ikan ini juga mengandung masam lemak nan baik seperti omega-3, nutrisi ini berfaedah untuk mendukung kegunaan otak, meningkatkan aktivitas pembuluh darah dan meningkatkan kecerdasan.
Selain itu, ikan tenggiri juga mengandung zat-zat nan krusial seperti besi, kalsium, seng, fosfor dan kaya vitamin B, vitamin PP, vitamin B2 dan vitamin B12 untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil, Bunda.
10. Ikan mujair
Ikan mujair mempunyai banyak kandungan gizi nan cocok untuk olahan MPASI bayi dan anak-anak, Bunda. Dalam 100 gram ikan mujair terdapat kandungan nutrisi berupa daya 416 kalori, protein 46,9 gram, lemak 23,9 gram, kalsium 346 mg, unsur besi 0,9 mg, dan kalium 278 mg.
Pengolahan ikan mujair pun cukup mudah, Bunda. Ikan ini dapat diolah melalui direbus dan digoreng. Namun, Bunda perlu menyesuaikan tekstur dengan skill mengunyah bayi ya, Bunda.
11. Ikan kembung
Jenis ikan ini sangat cocok untuk bahan MPASI Si Kecil lantaran mempunyai tinggi unsur besi dan vitamin A. Selain itu, ikan kembung mempunyai sumber protein nan baik untuk mendukung pertumbuhan SI Kecil. Ikan ini juga mempunyai lemak sehat, terutama masam lemak omega-3. Vitamin nan terkandung dalam ikan ini juga berdomisili krusial dalam pertumbuhan Si Kecil seperti vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi, serta selenium, yodium, dan fosfor.
Daging ikan kembung juga rendah kalori untuk menjaga berat badan. Ikan kembung dan salmon termasuk dalam makanan nan kaya bakal omega-3, adalah EPA dan DHA.
12. Ikan bandeng
Ikan bandeng cocok digunakan sebagai bahan MPASI bayi lantaran kaya bakal protein nan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan otot bayi. Bahkan, ikan bandeng juga mempunyai kandungan omega-3 untuk mendukung perkembangan otak dan mata bayi.
Vitamin dan mineral nan terkandung dalam ikan bandeng juga sangat krusial seperti vitamin D, vitamin B12, fosfor, dan selenium untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Namun, Bunda perlu berhati-hati dalam mengolah ikan bandeng untuk MPASI Si Kecil. Pastikan tulangnya sudah betul-betul bersih agar kondusif dikonsumsi bayi.
13. Ikan kakap merah
Mengutip laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, ikan kakap merah mengandung banyak nutrisi. Dalam 100 gram dagingnya mengandung protein 20,51 gram, lemak omega-3 0,31 gram. Selain itu, jenis ikan ini juga mengandung mineral dan vitamin nan krusial untuk mendukung pertumbuhan Si Kecil seperti vitamin A, vitamin D, fosfor, kalsium, zinc, dan unsur besi.
14. Ikan tuna
Mengutip laman Healthline, ikan tuna memberikan kegunaan krusial untuk MPASI bayi. Kandungan ikan ini sangat baik seperti protein tanpa lemak jenuh nan tinggi, Bunda.
Jenis ikan ini mempunyai masam lemak omega-3 nan tinggi dan vitamin B nan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bayi. Selain itu, vitamin B juga mempunyai peran krusial dalam melindungi tubuh dari penyakit jantung dan kanker tertentu.
15. Ikan mas
Mengutip laman Kemenkes, ikan mas sangat bagus digunakan sebagai MPASI bayi dan anak-anak. Kandungan dalam 100 gram daging ikan mas terdapat 86 kkal, lemak 2 gram, serta vitamin dan mineral krusial untuk pertumbuhan Si Kecil seperti vitamin B1, vitamin B2, kalsium, unsur besi dan fosfor.
Akan tetapi, Bunda perlu waspada dalam mengolah jenis ikan ini. Pastikan tulang-tulang dari ikan mas sudah dibersihkan agar kondusif dikonsumsi bayi.
Cara mengolah ikan untuk MPASI
Pengolahan ikan untuk MPASI bayi cukup mudah dan sederhana. Bunda dapat mengukus, merebus dan memanggang ikan, kemudian dihaluskan untuk mendapatkan tekstur nan lembut.
Namun, pengolahan juga tergantung dengan preferensi dan usia Si Kecil, Bunda. Tidak disarankan untuk menggoreng ikan untuk MPASI karena bakal meningkatkan kadar lemak jenuh dalam tubuh. Mengutip kitab Menu Harian MPASI untuk bayi usia 6-24 bulan oleh Budi Sutomo terdapat rekomendasi resep bubur ikan kacang polong nan cocok untuk Si Kecil:
Bubur ikan kacang polong
Bahan untuk 2 porsi:
- 45 gr tepung beras
- 40 gr fillet ikan kakap, cincang
- 40 gr kacang polong
- 400 ml kaldu ikan namalain air
- 20 gr susu serbuk formula lanjutan sesuai usia, larutkan dengan 4 sdm air matang
- 1 sdt bawang bombay cincang
- 1 sdt bawang putih cincang
Cara membuat:
- Larutkan tepung beras dengan kaldu ikan namalain air, kombinasi rata. Masak hingga mendidih.
- Masukkan daging ikan cincang, kacang polong, bawang bombay cincang, bawang putih cincang, dan larutan susu formula lanjutan sesuai usia. Masak sembari diaduk-aduk hingga semua bahan matang dan bubur mengental. Kemudian angkat.
- Tuang bubur ke mangkuk makan. Hidangkan selagi hangat.
Tips:
Untuk menambah aroma, Bunda bisa menambahkan 1 sdt irisan daun seledri ke dalam resep ini.
Demikian ulasan tentang jenis ikan nan tidak boleh untuk MPASI dan juga jenis-jenis ikan nan boleh diberikan untuk makanan bayi. Semoga bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)